Kesenian Kentongan Guno Tengoro


Ternyata memang sebuah daerah yang seolah tak kan habis potensi seni dan pariwisatanya. Banyak sekali potensi seni yang ternyata masih tersembunyi dan menunggu untuk disingkap dan dikembangkan. Contohnya potensi seni yang satu ini, yaitu kesenian kentongan Guno Tengoro dari Sragen, tepatnya di daerah Desa Wisata Kliwonan. Seperti apa jenis kesenian satu ini, berikut walah sertakan Press Release serta beberapa foto yang walah dapat dari sahabat walah, Bp. Johny Adhi Aryawan, Penanggung jawab Pengembangan Desa Wisata Batik Pilang-Kliwonan, Masaran-Sragen.

GUNO TENGORO,  Menebus Rindu Masa Lalu dengan Musik Kentongan

Suara tetabuhan kentongan terdengar dari Rumah Mulyanto Senggung (45) di Dukuh Jantran, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Di rumah bergaya Joglo khas desa itu tampak  sejumlah pemuda sedang memukuli tujuh kentongan kayu berukuran besar dan delapan kentongan bambu yang lebih kecil.

Di halaman rumput depan rumah Senggung, dua pasang muda mudi belia menari mengikuti irama kentongan yang bertalu. Gerakannya mirip lenggak lenggok tayub namun penarinya mengenakan pakaian ala petani. Para gadis menggendong tenggok –keranjang bambu—berisi padi dan gabah, sementara jejakanya mengenakan iket dan berpakaian serba hitam serta memanggul cangkul. Sedangkan Senggung, bertugas melantunkan langgam jawa yang sesekali ditingkahi alunan seruling bambu. 

Itulah Guno Tengoro, kelompok musik kentongan tuwo yang dimotori oleh kelompok tani Gemah Ripah Loh Jinawi, asal dukuh Jantran Desa Pilang. Mereka sedang melakukan latihan rutin. Kelompok tani pimpinan Mbah Marijo (60) ini memang tengah berjuang membangkitkan kembali kesenian rakyat khas agraris. ‘’Para petani di desa kami sebenarnya memiliki banyak kesenian rakyat yang unik. Kami ingin nguri-uri agar tidak punah. Salah satunya musik kentongan,’’ kata Marijo.

Disebut musik kentongan tuwa lantaran perangkat kentongan yang digunakan telah berumur puluhan tahun. Ukurannya pun istimewa. ‘’Kentongan kebanggaan kami yang tertua dan terbesar berumur 200 tahun dan difungsikan sebagai bas,’’ kata Senggung.  Benar saja, suara menggelegar terdengar saat kentongan dengan berat nyaris sekwintal dan tinggi lebih dari 2 meter itu ditalu dengan sebatang kayu.

Sebagai sebuah grup musik, umur Guno Tengoro memang masih belia lantaran baru saja dibentuk bulan Oktober silam. Namun, warga Desa Pilang sudah lama mengenal seni tabuh kentongan. Di masa lalu, tetabuhan –klothekan dalam bahasa setempat-- kentongan dilakukan saat hajatan panen raya dan sedekah bumi, yang kemudian ditutup dengan gelar wayang kulit. 

Guno Tengoro dibentuk dengan semangat melakukan konservasi atas ragam kesenian lokal khas masyarakat agraris. Tak heran, jika dalam pertunjukannya mereka ingin menceritakan siklus perjalanan padi. Guno Tengoro ingin mengingatkan khalayak luas tentang perjuangan kaum tani di Indonesia dan menggugah rasa hormat terhadap tanaman padi. Langgam jawa yang dilantunkan pun berkisah tentang masa-masa suilit pangan di era kolonial (Langgam Caping Gunung), suasana pesta panen di lumbung desa (Langgam Lumbung Desa), ditumbuk kaum ibu dan disajikan untuk makan keluarga (Langgam Lesung Jumengglung), dan kisah padi yang mampu memenuhi kecukupan pakan dan kesejahteraan masyarakat (Langgam Jangan Koro).

Lagu-lagu tersebut, menurut Senggung, diharapkan menjadi pengingat untuk generasi sekarang, agar lebih menghargai proses tersedianya pangan di meja makan. ‘’Padi adalah simbol kemakmuran dan kesejahteraan, namun dia tidak begitu saja mudah dicapai. Harus ada pengorbanan dan perjuangan,’’ tutur Senggung.

Tak cuma itu, Guno Tengoro juga membawa misi edukasi historis dengan mengajak bernostalgi tentang peran kentongan di jamannya. Jauh sebelum teknologi informasi berkembang pesat seperti saat ini, kentongan memiliki peran penting sebagai alat berkomunikasi dan penyampai isyarat yang mumpuni.

Maka, di tengah-tengah pertunjukan, Guno Tengoro selalu memperagakan jenis-jenis bunyi kentongan yang mengabarkan tentang suatu peristiwa. Kabar tentang banjir, maling kepergok, hewan ternak hilang, berita kematian, kebakaran, hingga kondisi aman  dapat disampaikan dengan isyarat bunyi ketukan tertentu.  Fungsinya mirip bahasa sandi dari alat Morse di kapal laut.

Bahkan, ini yang tidak diketahui banyak orang, bunyi kentongan dapat digunakan sebagai isyarat oleh kepala desa/ lurah untuk memanggil perangkat desa maupun warganya. Karakter kentongan yang fungsional itulah menjadi alasan bagi penamaan grup Guno Tengoro. Artinya berguna (Guno) sebagai penanda peristiwa (tengoro/tengara)

Johny Adhi Aryawan, dari Kantor Pariwisata, Investasi, dan Promosi Kabupaten Sragen menyebut seni musik kentongan ala Guno Tengoro sebagai media refleksi kaum tani untuk memahami hubungan unik antara manusia, alam, dan Allah SWT. ‘’Nilai filosofis dari seni musik kentongan menuntut adanya pemahaman atas keseimbangan relasi tiga unsur tersebut. Inilah kunci agar Tuhan tidak murka, alam tidak membawa bencana, dan hubungan silaturahim antar warga tetap terjaga mesra,’’ katanya. 

Johny mengaku bangga dengan kreativitas dan inisiatif kaum tani di Dukuh Jantran, yang masuk dalam kawasan Desa Wisata Batik Pilang-Kliwonan. ‘’Kesenian Kentongan Tuwo ini dapat memperkaya ragam atraksi wisata di Desa Wisata Batik,’’ ujar penanggung jawab pengembangan Desa Wisata Batik khas Sragen itu. ‘’Kesenian rakyat ini, bila diberi kesempatan dan ruang ekspresi yang luas, pasti akan dapat bertahan lestari dan terus berkembang,’’sambungnya lagi. 

Sebagai bentuk dukungan nyata, Kantor Pariwisata, Investasi, dan Promosi Kabupaten Sragen telah memfasilitasi Guno Tengoro tampil dalam Cultural Event World Herritage Cities-Solo International Ethnic Music di Istana Mangkunegaran Solo, 28 Okteober 2008. ‘’Pemkab juga akan terus melakukan pendampingan dan pembinaan agar kualitas karya dan penampilannya terus berkembang,’’ katanya.
 

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh lintas-sragen pada 19.49. dan Dikategorikan pada . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas
  1. KEC. GEMOLONG
  2. > Brangkal
  3. > Gemolong
  4. > Genengduwur
  5. > Jatibatur
  6. > Jenalas
  7. > Kalangan
  8. > Kragilan
  9. > Kwangen
  10. > Kaloran
  11. > Nganti
  12. >Ngembatpadas
  13. > Paleman
  14. > Purworejo
  15. > Tegaldowo

  16. KEC. GESI
  17. > Blangu
  18. > Gesi
  19. > Pilangsari
  20. > Poleng
  21. > Slendro
  22. > Srawung
  23. > Tanggan

  24. KEC. GONDANG
  25. > Bumiaji
  26. > Glonggong
  27. > Gondang
  28. > Kaliwedi
  29. > Plosorejo
  30. > Srimulyo
  31. > Tegalrejo
  32. > Tunggul
  33. > Wonotolo

  34. KEC. JENAR
  35. > Banyuurip
  36. > Dawung
  37. > Japoh
  38. > Jenar
  39. > Kandangsapi
  40. > Mlale
  41. > Ngepringan

  42. KEC. KALIJAMBE
  43. > Banaran
  44. > Bukuran
  45. > Donoyudan
  46. > Jetis Karangpung
  47. > Kalimacan
  48. > Karangjati
  49. > Keden
  50. > Krikilan
  51. > Ngebung
  52. > Samberembe
  53. > Saren
  54. > Tegalombo
  55. > Trobayan
  56. > Wonorejo

  57. KARANGMALANG
  58. > Guworejo
  59. > Jurangjero
  60. > Kedungwaduk
  61. > Kroyo
  62. > Mojorejo
  63. > PelemGadung
  64. > Plosokerep
  65. > Plumbungan
  66. > Puro
  67. > Saradan

  68. KEC. KEDAWUNG
  69. > Bendungan
  70. > Celep
  71. > Jenggrik
  72. > Karangpelem
  73. > Kedawung
  74. > Mojodoyong
  75. > Mojokerto
  76. > Pengkok
  77. > Wonokerso
  78. > Wonorejo

  79. KEC. MASARAN
  80. > Dawungan
  81. > Gebang
  82. > Jati
  83. > Jirapan
  84. > Karangmalang
  85. > Kliwonan
  86. > Krebet
  87. > Krikilan
  88. > Masaran
  89. > Pilang
  90. > Pringanom
  91. > Sepat
  92. > Sidodadi

  93. KEC. MIRI
  94. > Geneng
  95. > Jeruk
  96. > Sunggingan
  97. > Girimargo
  98. > Doyong
  99. > Soko
  100. > Brojol
  101. > Bogor
  102. > Gilirejo
  103. > Gilirejo Baru

  104. KEC. MONDOKAN
  105. > Sono
  106. > Tempelrejo
  107. > Trombol
  108. > Jekani
  109. > Pare
  110. > Kedawung
  111. > Jambangan
  112. > Gemantar
  113. > Sumberejo

  114. KEC. NGRAMPAL
  115. > Bandung
  116. > Bener
  117. > Gabus
  118. > Karangudi
  119. > Kebonromo
  120. > Klandung
  121. > Ngarum
  122. > Pilangsari

  123. KEC. PLUPUH
  124. > Cangkol
  125. > Dari
  126. > Gedongan
  127. > Gentan Banaran
  128. > Jabung
  129. > Jembangan
  130. > Karanganyar
  131. > Karangwaru
  132. > Karungan
  133. > Manyarejo
  134. > Ngrombo
  135. > Plupuh
  136. > Pungsari
  137. > Sambirejo
  138. > Sidokerto
  139. > Somomorodukun

  140. KEC. SAMBIREJO
  141. > Blimbing
  142. > Dawung
  143. > Jambeyan
  144. > Jetis
  145. > Kadipiro
  146. > Musuk
  147. > Sambi
  148. > Sambirejo
  149. > Sukorejo

  150. SAMBUNGMACAN
  151. > Banaran
  152. > Banyuurip
  153. > Bedoro
  154. > Cemeng
  155. > Gringging
  156. > Karanganyar
  157. > Plumbon
  158. > Sambungmacan
  159. > Toyogo

  160. KEC.SIDOHARJO
  161. > Bentak
  162. > Duyungan
  163. > Jambanan
  164. > Jetak
  165. > Pandak
  166. > Patihan
  167. > Purwosuman
  168. > Sidoharjo
  169. > Singopadu
  170. > Sribit
  171. > Taraman
  172. > Tenggak

  173. KEC. SRAGEN
  174. > Karang Tengah
  175. > Kedungupit
  176. > Nglorog
  177. > Sine
  178. > Sragen Kulon
  179. > Sragen Tengah
  180. > Sragen Wetan
  181. > Tangkil

  182. KEC. SUKODONO
  183. > Baleharjo
  184. > Bendo
  185. > Gebang
  186. > Jati Tengah
  187. > Juwok
  188. > Karanganom
  189. > Majenang
  190. > Newung
  191. > Pantirejo

  192. SUMBERLAWANG
  193. > Cepoko
  194. > Hadiluwih
  195. > Jati
  196. > Kacangan
  197. > Mojopuro
  198. > Ngandul
  199. > Ngargosari
  200. > Ngargotirto
  201. > Pagak
  202. > Pendem
  203. > Tlogotirto

  204. KEC. TANGEN
  205. > Denanyar
  206. > Dukuh
  207. > Galeh
  208. > Jekawal
  209. > Katelan
  210. > Ngrombo
  211. > Sigit

  212. KEC. TANON
  213. > Bonagung
  214. > Gabugan
  215. > Gading
  216. > Gawan
  217. > Jono
  218. > Kalikobok
  219. > Karangasem
  220. > Karangtalun
  221. > Kecik
  222. > Ketro
  223. > Padas
  224. > Pengkol
  225. > Sambiduwur
  226. > Slogo
  227. > Sewatu
  228. > Tanon


Pulau Seribu
Kang Lintas Kang Lintas
Kang Lintas Kang Lintas

Pengunjung Online

2010 Berita Sragen. All Rights Reserved. - Designed by Berita Sragen