Telor Asin “YONO”, Terkenal Sejak Tahun 1978
Kuliner 20.08

Menurut Yono, usaha telor asin tersebut pertama kalinya dirintis oleh orang tua istrinya yakni Suwarni (50) sekitar tahun 1970 di Purwokerto. Ketika itu ia belajar cara membuat telor asin dari orang tua Suwarni. Kemudian pada tahun 1978 sepasang suami istri ini pindah ke Sragen dan memulai usaha telor asinnya. Untuk bahan baku berupa telor bebek , ia mengambil dari berbagai daerah di Sragen seperti Taraman, Plupuh dan Perum Margo Asri. Setiap kulakan telor berkisar antara 1000-1500 butir telur yang dihargai Rp.1000/butir dari pemasok tetapnya.
Keuntungan yang didapat Yono diambil dari dari perhitungan selisih harga kulakan telor dengan harga telor asin yang sudah jadi yang dijual kembali Rp.1.400/butirnya. “ Dulu pada awal kami memulai usaha ini sekitar tahun 1970 harga grosir yang kami jual Rp 40 rupiah –Rp. 42,5 rupiah. Dan sekarang ini kami sudah menjual Rp 1.300-1.400/butirnya”, sahut pakYono. Untuk setiap produksi, keluarga pak Yono menghasilkan 600 butir telur asin. “Kami menghasilkan 600 butir telur asin dalam setiap angkatan yang kami setor ke berbagai langganan kami, seperti supermarket Luwes, toserba Seka, toserba Dian, pasar, dan sebagainya”, katanya.
Tidak hanya diwilayah Sragen saja, Yono memasarkan telor asinnya, namun sudah sampai keluar daerah seperti ke Kartosuro Dari usaha pembuatan telor asin tersebut, Yono mampu meraup keuntungan, yang cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya. Keberhasilan usahanya tersebut telah mendapat apresiasi dari pemerintah, yakni pada tahun 2001 lalu, mendapat kesempatan untuk dikunjungi oleh Menteri Peranan Wanita RI pada waktu itu, yaitu Sri Rejeki yang didampingi oleh Bupati Sragen, H. Untung Wiyono.
Telor Asin cap “Yono”, yang diambil dari nama kepala keluarga ini ternyata sudah dicocoki oleh lidah pelanggannya. Banyak pelanggannya yang merasakan telor asin ini buatannya rasanya seperti telor asin Brebes, yang memang sudah terkenal sebagai daerah penghasil telor asin. Telor asin cap” Yono “ ini juga menerima pesanan. Jika kita membeli langsung di rumah pak Yono yang beralamat di Jl. Kalimantan no.19, RT/RW:29/09, Krapyak, Sragen ini akan mendapat potongan harga special. “Kami sudah punya pelanggan yang menjual telur asin “Yono” , biasanya dalam waktu tiga sampai empat hari telor asin yang kami setorkan sudah terjual habis”, katanya. Menurut bapak empat anak ini, telor asin buatannya mampu bertahan tiga sampai empat minggu. “Namun jika telor bebek yang diolah menjadi asin ini retak atau berlubang, hanya akan bertahan antara satu sampai dua minggu saja”, imbuhnya
Yono menjelaskan untuk memulai usaha pembuatan telor asin ini, yang pertama kita harus mempunyai kepastian darimana mendapat telur bebek mentah. Kita bisa beternak bebek sendiri sebagai penghasil telurnya. Namun apabila tidak memungkinkan, dapat mengambil dari peternak bebek yang sudah menjadi langganan, sehingga diperoleh telor yang benar-benar berkualitas.. Berikut ini cara pembuatan telor asin yang telah dipraktekkan selama bertahun-tahun oleh keluarga pak Yono:
- Telor bebek yang masih mentah disortir terlebih dahulu, yang bagus diambil dan yang tidak bagus disendirikan.
- Telor bebek mentah dibersihkan dan dicuci dengan di gosok / disikat hingga bersih, dan pilih telor yang betul-betul bagus.
- Telor bebek mentah dimasukkan ke tempat penampungan (ember besar yang telah diisi dengan campuran yang terdiri dari garam, batu bata yang dihancurkan, disaring dan air yang telah diaduk) . Angkat telor-telor yang masih dilumuri oleh larutan campuran garam dan batu bata tadi dan masukkan ke dalam tempat penampungan yang lain.
- Setelah proses pengasinan selesai, bersihkan telor bebek yang larutan pengasin dengan sabun dan air sampai bersih. Tutup tempat penampungan dengan plastik supaya terhindar dari angin dan debu. Penutup tempat penampungan tersebut ditempeli tanggal (kapan mulai menampung telor tersebut). Telur-telur mentah yang telah ditampung dalam tempat penampungan tersebut direndam dalam larutan campuran garam, air, dan batu bata yang sudah diaduk selama kurang lebih 10-11 hari atau sesuai selera. Untuk telor dengan kadar keasinan rendah disimpan 1 minggu saja, untuk keasinan sedang disimpan selama 2 minggu dan bila ingin sampai “masir” ( kuning telor sampai keluar minyaknya ) disimpan sampai 3 minggu. .
- Rebus telor bebek selama kurang lebih tiga jam (sesuai dengan jumlah telur yang direbus.
- Disortir kembali, yang retak disingkirkan. Yang bagus dicap merk.
- Disetor ke pasar-pasar, toko, supermarket
Proses pembuatan telor asin ternyata cukup mudah bukan. Mengapa kita tidak mencoba usaha ini ? (Dyah)
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
