Bugar Bersama KPK
Hoby, Utama 21.36
SMART – Kabupaten Sragen ternyata juga punya KPK!, Eit..tapi bukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lho, tapi Komunitas Pit Kebo atau sepeda antik. Komunitas yang mengusung hidup ramah lingkungan ini berdiri sejak 2 tahun lalu dan telah beranggotakan 25 orang. Bike to work atau bekerja menggunakan sepeda telah mereka terapkan sehari-sehari. Banyak keuntungan yang didapat; badan menjadi bugar, hidup hemat tanpa beli bensin, juga telah mengurangi emisi gas buang.
“Tujuan didirikan Komunitas Pit Kebo ini tujuannya ingin melestarikan keunikan sepeda yang rata-rata memiliki umur diatas 30 tahun ini. Kesan kunonya jadi terkenang masa-masa sebelum kemerdekaan,” tutur pemrakarsa KPK Sudarto SE saat ditemui di ruang kerjanya.
Sudarto yang bertugas sebagai staf akuntansi Badan Pengelolaan Keuangan daerah (BPKD) memilih bersepeda sebagai olahraga favoritnya, alasannya karena bersepeda adalah olahraga yang tidak membutuhkan emosi besar. Sehingga rasa relaks bisa didapatkan.
Komunitas ini menggelar pertemuan setiap hari Jumat di gedung olahraga (GOR) Diponegoro Sragen pagi hari jam 6.30 WIB dan setiap minggu pagi di perumahan Margo Asri gang VI. Acara kumpul-kumpul tersebut diteruskan dengan konvoi sepeda dengan tujuan yang berbeda-beda. Bayanan atau Batu Jamus kerap menjadi tujuan konvoi.
“Bagi siapa saja yang ingin bergabung silahkan datang ke pertemuan kami. Syaratnya tentu harus memiliki pit kebo,” ujarnya.
Setiap berkonvoi anggota komunitas ini selalu menggunakan seragam, diantaranya topi demang atau topi yang digunakan pejabat pemerintah di zaman penjajahan Belanda, baju batik lurik, baju safari zaman Belanda atau kaos seragam KPK.
“Mulanya pada tahun 1997, terlintas dalam pikiran saya untuk memiliki pit kebo. Saya mencari dan akhirnya menemukan besi-besi kerangkanya yang masih baik kondisinya ditempat rongsokan sekitar waduk Botok. Saya rakit hingga bisa saya kendarai,” kenangnya.
Bapak dengan 2 putra ini menambahkan biaya merakit sepeda yang dikeluarkannya pada saat itu mencapai Rp 800 ribu, tapi uang sebanyak itu menjadi tak bernilai karena sepedanya itu yang mengantarkannya memiliki hidup yang sehat.
Sudarto kini mempunyai koleksi 4 sepeda antik yang semuanya dimiliki dengan hunting di tempat rongsokan atau mencari di pasar sepeda. Sepeda yang rata-rata sudah tidak bisa berfungsi dengan baik tersebut disulapnya menjadi sepeda ciamik yang tak kalah dengan sepeda yang berharga jutaaan rupiah.
“Anak muda belum ada yang ikut, padahal aktivitas ini sangat baik. Sarana kumpul-kumpul plus hidup sehat. Ayo sehat bersama KPK,” kata Sudarto.(Wid)
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :


