"The Age Hanya Cari Sensasi"
Utama 08.30
SRAGEN - Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menilai berita yang ditulis dua surat kabar Australia, The Age dan Sydney Morning Herald statusnya tidak lebih dari sensasi dan gosip.
Anas menyakini tokoh-tokoh yang ditulis dalam dua koran Australia itu adalah orang-orang yang betul betul memiliki kredibilitas seperti presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono serta Taufiq Kiemas.
"Kami tidak perlu menanggapi dan direspon terus menerus yang menjawab sensasi dan gosip itu cukup kredibilitas beliau beliau. Itulah jawaban yang paling manjur terhadap sensasi dan gosip," kata Anas Urbaningrum di Sragen sebelum menjadi juru kampanye nasional untuk pemenangan pasangan calon Bupati Yuni-Darmawan Senin (14/3/2011)
Anas juga membantah akibat pemberitaan dua media Australia membuat pihak Istana kebakaran jenggot, melainkan sebagai bentuk klarifikasi dan menjernihkan karena itu penting , karena kalau tidak diklarifikasi dan dijernihkan dianggap sebagai pembenaran.
"Bukan kebakaran jenggot. Mengklarifikasi dan menjernihkan itu penting. Karena kalau tidak diklarifikasi dan dijernihkan dianggap sebagai pembenaran. Itu tugas pemerintah yang disudutkan dengan hal yang sensasional yang digosok makin sip, " jelas Anas Urbaningrum.
Menurut Anas hubungan Indonesia-Australia saat ini hubungannya bagus, tetapi tentu pemerintah tidak bisa sepenuhnya mengontrol pers. Karena pers Australia sangat bebas hampir mirip Indonesia. Bahkan Australia lebih bebas lagi . Tetapi persoalannya adalah sumber berita itu, akurat atau tidak. Terkait akurasi sumber berita sebenarnya diakui sendiri oleh Kedubes di Jakarta bahwa sumbernya adalah kawat diplomatik yang lebih merupakan penilaian dan obesrvai pribadi dari diplomat bukan sikap dan pandangan pemerintah Amerika.
"Saya tahu diplomat luar negeri itu salah satu kerjaannya mengundang ngobrol orang-orang di Jakarta dan dari obrolan itu kadang-kadang disimpulkan. Dari obrolan warung kopi itu dianggap sebagai media informasi yang benar dan serius dan dijadikan bahan menulis dan mengirim kawat diplomatik," tegas Anas.
Anas menyarankan dengan sunguh-sungguh pada kemenlu Amerika untuk evaluasi agar kawat diplomatik itu tidak turun menjadi kawat gosip. (Roso Prajoko/Global/ugo)
Anas menyakini tokoh-tokoh yang ditulis dalam dua koran Australia itu adalah orang-orang yang betul betul memiliki kredibilitas seperti presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono serta Taufiq Kiemas.
"Kami tidak perlu menanggapi dan direspon terus menerus yang menjawab sensasi dan gosip itu cukup kredibilitas beliau beliau. Itulah jawaban yang paling manjur terhadap sensasi dan gosip," kata Anas Urbaningrum di Sragen sebelum menjadi juru kampanye nasional untuk pemenangan pasangan calon Bupati Yuni-Darmawan Senin (14/3/2011)
Anas juga membantah akibat pemberitaan dua media Australia membuat pihak Istana kebakaran jenggot, melainkan sebagai bentuk klarifikasi dan menjernihkan karena itu penting , karena kalau tidak diklarifikasi dan dijernihkan dianggap sebagai pembenaran.
"Bukan kebakaran jenggot. Mengklarifikasi dan menjernihkan itu penting. Karena kalau tidak diklarifikasi dan dijernihkan dianggap sebagai pembenaran. Itu tugas pemerintah yang disudutkan dengan hal yang sensasional yang digosok makin sip, " jelas Anas Urbaningrum.
Menurut Anas hubungan Indonesia-Australia saat ini hubungannya bagus, tetapi tentu pemerintah tidak bisa sepenuhnya mengontrol pers. Karena pers Australia sangat bebas hampir mirip Indonesia. Bahkan Australia lebih bebas lagi . Tetapi persoalannya adalah sumber berita itu, akurat atau tidak. Terkait akurasi sumber berita sebenarnya diakui sendiri oleh Kedubes di Jakarta bahwa sumbernya adalah kawat diplomatik yang lebih merupakan penilaian dan obesrvai pribadi dari diplomat bukan sikap dan pandangan pemerintah Amerika.
"Saya tahu diplomat luar negeri itu salah satu kerjaannya mengundang ngobrol orang-orang di Jakarta dan dari obrolan itu kadang-kadang disimpulkan. Dari obrolan warung kopi itu dianggap sebagai media informasi yang benar dan serius dan dijadikan bahan menulis dan mengirim kawat diplomatik," tegas Anas.
Anas menyarankan dengan sunguh-sungguh pada kemenlu Amerika untuk evaluasi agar kawat diplomatik itu tidak turun menjadi kawat gosip. (Roso Prajoko/Global/ugo)
Sumber : okezone
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
