Rencana Mutasi Pejabat : JANGAN BIKIN TAFSIR SENDIRI
Pemerintahan, Utama 21.59

Bupati mengingatkan, kalau pikiran dan tujuan akhir (goal) pegawai negeri adalah ingin memberikan pengabdian kepada sesama dan untuk kesejahteraan rakyat, maka terjadinya mutasi tidak perlu menjadi problem.
Menurut Agus, sepanjang kita masih tetap menjadi pegawai dan hanya pindah-pindah meja (tugas), itu hal yang biasa. Ini perlu dipahami dengan cara yang dewasa. “Jika tidak paham, tolong tanyakan kepada Bupati. Tetapi jangan bicara kasak kusuk, tidak karuan dan membikin penafsiran sendiri-sendiri seperti sonji nomor Cap Jie Kia saja. Mutasi adalah sesuatu yang jelas aturannya dan pakai pertimbangan rasional.”, tegasnya.
Ideologi Keberpihakan
Pada bagian lain Bupati menjelaskan bahwa setelah menjalankan puasa Ramadhan dan menjadi orang yang bertaqwa, kita berharap termasuk orang yang bisa kembali (suci) dan meraih kemenangan (minal ‘adin wal fa-idzin).
Namun dalam ukuran spirit, kita harus kembali kepada kondisi ketika tidak lagi terikat pada sampiran nafsu ragawi, jabatan, pangkat dan kekayaan duniawi saja. “Bagaimana agar mampu menjaga konsistensi bebas dari sesuatu yang bersifat ragawi, duniawi dan mengalahkan nafsu untuk 11 bulan ke depan itulah tugas berat kita”, kata Agus.
Setelah menjalani tirakat (laku prihatin) selama Ramadhan, Bupati juga meminta para pegawai di Sragen untuk kembali kepada ideologi keberpihakan yang menjadi jiwa pengabdiannya. “Yakni ideologi keberpihakan kepada kaum yang lemah, pada rakyat banyak. Ini tugas lima tahun ke depan yang harus menjadi pedoman dan bisa diterjemahkan dalam program kerja semua Satker”, pintanya. (Parto)
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
