Sejarah Kubah Sangiran


Kawasan Situs Sangiran menyimpan banyak sekali misteri yang harus diungkap, dibalik kondisi yang gersang dan panas menyimpan suatu cerita kehidupan yang sangat menakjubkan. Dan singkapan dari berbagai masa yang telah berlangsung hingga saat ini masih dapat kita jumpai di beberapa tempat di Kawasan Sangiran. Singkapan dari 2 juta tahun yang lalu dapat kita nikmati keindahannya melalui penjelasan kronologi geologinya. Salah satu keistimewaan dari Situs Sangiran yaitu adanya singkapan stratigrafi yang bisa memberikan gambaran secara jelas pada kita untuk mengetahui kehidupan budaya masa lampau yang tersusun rapi di tebing-tebing Sangiran. Dalam kebisuannya wajah Sangiran mampu memberikan suatu kisah kehidupan yang sangat menakjubkan yang pernah tejadi mulai 2 juta tahun lalu.

Berdasarkan hasil penelitian terbentuknya Kubah Sangiran merupakan peristiwa geologis yaitu diawali pada 2,4 juta tahun yang lalu terjadi pengangkatan,gerakan lempeng bumi,letusan gunung berapi dan adanya masa glacial sehingga terjadi penyusutan air laut yang akhirnya membuat wilayah Sangiran terangkat keatas, hal ini dibuktikan dengan endapan yang bisa kita jumpai di sepanjang Sungai Puren yang tersingkap lapisan lempeng biru dari Formasi Kalibeng yang merupakan endapan daerah lingkungan lautan dan hingga sekarang ini banyak sekali dijumpai fosil-fosil moluska laut.

Formasi Kalibeng merupakan lapisan stratigrafi di Situs sangiran yang paling tua, lapisan tanah ini merupakan endapan dari lautan yang hadir pada Akhir Kala Pliosen (kurang lebih 2 juta tahun yang lalu). Lapisan ini di dominasi oleh lempung abu-abu kebiruan (napal) dan lempung lanau, serta satuan pasir lanau dan gamping balanus. Satuan lempung abu-abu kebiruan itulah yang merupakan ciri khas endapan laut (marine) dan banyak terdapat fosil foraminifera (jenis Operculina) dan moluska laut (Turritela, Nassarius, Arca, Choine, Anomia, Turricula, Ostrea, Pleurotama, Murex dan Natica).

Keberadaan pasir lanau dan gamping balanus menandakan endapan dari laut dangkal dan formasi ini tersingkap di wilayah Puren dan Pablengan,dan pada masa ini belum ada kehidupan manusia maupun vertebrata karena lingkungan masih berupa lautan.

Saat laut mulai surut yang diakibatkan oleh proses pengangkatan regional dari kegiatan gunung api, dan juga dari proses glasial terjadi pendangkalan. Daratan yang terbentuk (gunung api dan perbukitan) menjadi luas oleh adanya pelapukan buatan gunung berapi, erosi perbukitan serta sisa-sisa organisme pantai. Vegetasi yang menonjol pada masa ini adanya perkembangan hutan bakau, akibat banyaknya aktivitas vulkanik maka hutan bakau mulai menghilang dan daratan semakin luas (A.M. Semah, 1984).

Kemudian pada kala 1,8 juta tahun yang lalu terjadi peningkatan aktivitas vulkanik yang mingkin didominasi oleh kegiatan Gunung Lawu dan Gunung Merapi Purba dan material lahar dari kedua gunung tersebut terendapkan mengisi laguna-laguna yang ada di wilayah Sangiran sehingga mengendap membentuk lapisan-lapisan yang ada di bagian bawah Formasi Pucangan.

Formasi Pucangan yaitu formasi yang tersingkap antara lain di wilayah Cengklik, Bapang, dan Jagan. Lapisan ini didominasi oleh satuan breksi laharik yang mengandung lensa batu pasir silang-siur dan konglomerat vulkanik tipe endapan alur sungai. Satuan ini diendapkan oleh system arus pekat yang dikenal dengan istilah lahar hujan atau lahar dingin. Lapisan ini terdiri dari lapisan napal dan lempung hitam yang merupakan endapan danau air tawar dan zona Solo. Pada lapisan ini terdapat sisipan lempung berwarna kuning yang mengandung horizon moluska marine (Anadara, Conus, dan Murex). Horizon ini menunjukkan adanya transgresi laut secara singkat. Pada formasi Pucangan Bawah sudah banyak ditemukan fosil-fosil binatang vertebrata (bertulang belakang) yaitu antara lain : Gajah (Stegodon Trigonocephalus), Axis Lydekkeri, Panthera Tigris, dan Kuda Nil (Hexaprotodon Simplex) dan Tetralophodon Bumiajuensis (Widianto, 1995).

Pada masa ini daerah Sangiran dulunya merupakan rawa pantai dimana terdapat endapan khusus yang disebut diatomit, yang mengandung cangklang diatomea lautan (alga silika mikroskopis). Vegetasi yang ada awalnya berupa hutan rawa yang kemudian karena adanya perubahan iklim maka berubah sifatnya menjadi hutan terbuka dimana pohon-pohon beradaptasi dengan musim kemarau yang keras (A.M. Semah, 1984). Binatang reptil seperti buaya dan kura-kura banyak juga yang muncul pada kala ini dan juga babi (Suidae) dan monyet serta pertama kali ditemukan adanya fosil manusia Homo Erectus dan Meganthropus palaeo-javanicus pada lapisan Pucangan bagian atas.

Masa glasial yaitu masa pembekuan es di kutub utara yang mengakibatkan terjadinya penyusutan air laut dan daratan pun terangkat ke atas dan berubah menjadi laut dangkal. Pada kala itu juga, aktivitas gunung berapi pun terjadi sehingga laharnya terendapkan di wilayah Sangiran dan lingkungan laut dangkal berubah menjadi lingkungan air payau. Menurut A.M. Semah, hal ini terjadi kira-kira 1,5 juta tahun yang lalu sehingga diendapkan lapisan lempung hitam Pucangan dan terbentuklah hutan payau dan hutan-hutan bakau (Semah, A.M., 1984).

Pada masa berikutnya terjadi erosi di daerah Pegunungan Kendeng dari arah utara dan pegunungan selatan dari arah selatan yang membawa material gravel dan pasir, endapan ini bersifat klastik sehingga terbentuklah konkresi konglomeratan yang terdiri dari konglomeratan gamping dan pasir yang kemudian dikenal dengan sebutan grenzbank. Ini terjadi kurang lebih 900 ribu tahun yang lalu, erosi tersebut terjadi dari arah selatan ke utara dan menutupi perairan payau dan membentuk suatu daratan. Pada masa ini perairan sama sekali hilang dari wilayah Sangiran.

Pada lapisan ini ditemukan Meganthropus palaeojavanicus dan Crocodilus sp. Grenzbank yang berasal dari periode 900.000-800.000 tahun yang lalu, karena adanya proses pelipatan pada Pegunungan Kendeng maka relief yang sudah etrbentuk mengalami erosi sehingga banyak meterial yang terangkut oleh sungai dan diendapkan membentuk suatu konglomerat yang kasar. Endapan tersebut berupa endapan batu gamping calcareous dan batu pasir konglomerat. Lapisan ini yang menandakan bahwa perairan sudah benar-benar lenyap dari wilayah Sangiran.

Lapisan ini banyak kita jumpai singkapannya di Brangkal, Ngebung, Dayu, Tanjung, Wonolelo, Bubak, glagahombo, dan Blimbingkulon. Penelitian yang dilakukan oleh Missi Gabungan antara Pusat Penelitian Arkeologi Jakarta dan Museum national d'Histoire Naturelle Perancis pada lapisan ini berhasil menemukan fosil sisa manusia purba berupa fragmen tulang paha (femur) yang diberi kode Kresna 11 dan fragmen rahang bawah (mandibula) dengan kode Ardjuna 9. Pada formasi ini banyak juga ditemukan fosil-fosil mamalia dan tidak jarang temuan sisa-sisa koral.
Sumber : sangiran-sragen

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh Unknown pada 14.44. dan Dikategorikan pada , . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas
  1. KEC. GEMOLONG
  2. > Brangkal
  3. > Gemolong
  4. > Genengduwur
  5. > Jatibatur
  6. > Jenalas
  7. > Kalangan
  8. > Kragilan
  9. > Kwangen
  10. > Kaloran
  11. > Nganti
  12. >Ngembatpadas
  13. > Paleman
  14. > Purworejo
  15. > Tegaldowo

  16. KEC. GESI
  17. > Blangu
  18. > Gesi
  19. > Pilangsari
  20. > Poleng
  21. > Slendro
  22. > Srawung
  23. > Tanggan

  24. KEC. GONDANG
  25. > Bumiaji
  26. > Glonggong
  27. > Gondang
  28. > Kaliwedi
  29. > Plosorejo
  30. > Srimulyo
  31. > Tegalrejo
  32. > Tunggul
  33. > Wonotolo

  34. KEC. JENAR
  35. > Banyuurip
  36. > Dawung
  37. > Japoh
  38. > Jenar
  39. > Kandangsapi
  40. > Mlale
  41. > Ngepringan

  42. KEC. KALIJAMBE
  43. > Banaran
  44. > Bukuran
  45. > Donoyudan
  46. > Jetis Karangpung
  47. > Kalimacan
  48. > Karangjati
  49. > Keden
  50. > Krikilan
  51. > Ngebung
  52. > Samberembe
  53. > Saren
  54. > Tegalombo
  55. > Trobayan
  56. > Wonorejo

  57. KARANGMALANG
  58. > Guworejo
  59. > Jurangjero
  60. > Kedungwaduk
  61. > Kroyo
  62. > Mojorejo
  63. > PelemGadung
  64. > Plosokerep
  65. > Plumbungan
  66. > Puro
  67. > Saradan

  68. KEC. KEDAWUNG
  69. > Bendungan
  70. > Celep
  71. > Jenggrik
  72. > Karangpelem
  73. > Kedawung
  74. > Mojodoyong
  75. > Mojokerto
  76. > Pengkok
  77. > Wonokerso
  78. > Wonorejo

  79. KEC. MASARAN
  80. > Dawungan
  81. > Gebang
  82. > Jati
  83. > Jirapan
  84. > Karangmalang
  85. > Kliwonan
  86. > Krebet
  87. > Krikilan
  88. > Masaran
  89. > Pilang
  90. > Pringanom
  91. > Sepat
  92. > Sidodadi

  93. KEC. MIRI
  94. > Geneng
  95. > Jeruk
  96. > Sunggingan
  97. > Girimargo
  98. > Doyong
  99. > Soko
  100. > Brojol
  101. > Bogor
  102. > Gilirejo
  103. > Gilirejo Baru

  104. KEC. MONDOKAN
  105. > Sono
  106. > Tempelrejo
  107. > Trombol
  108. > Jekani
  109. > Pare
  110. > Kedawung
  111. > Jambangan
  112. > Gemantar
  113. > Sumberejo

  114. KEC. NGRAMPAL
  115. > Bandung
  116. > Bener
  117. > Gabus
  118. > Karangudi
  119. > Kebonromo
  120. > Klandung
  121. > Ngarum
  122. > Pilangsari

  123. KEC. PLUPUH
  124. > Cangkol
  125. > Dari
  126. > Gedongan
  127. > Gentan Banaran
  128. > Jabung
  129. > Jembangan
  130. > Karanganyar
  131. > Karangwaru
  132. > Karungan
  133. > Manyarejo
  134. > Ngrombo
  135. > Plupuh
  136. > Pungsari
  137. > Sambirejo
  138. > Sidokerto
  139. > Somomorodukun

  140. KEC. SAMBIREJO
  141. > Blimbing
  142. > Dawung
  143. > Jambeyan
  144. > Jetis
  145. > Kadipiro
  146. > Musuk
  147. > Sambi
  148. > Sambirejo
  149. > Sukorejo

  150. SAMBUNGMACAN
  151. > Banaran
  152. > Banyuurip
  153. > Bedoro
  154. > Cemeng
  155. > Gringging
  156. > Karanganyar
  157. > Plumbon
  158. > Sambungmacan
  159. > Toyogo

  160. KEC.SIDOHARJO
  161. > Bentak
  162. > Duyungan
  163. > Jambanan
  164. > Jetak
  165. > Pandak
  166. > Patihan
  167. > Purwosuman
  168. > Sidoharjo
  169. > Singopadu
  170. > Sribit
  171. > Taraman
  172. > Tenggak

  173. KEC. SRAGEN
  174. > Karang Tengah
  175. > Kedungupit
  176. > Nglorog
  177. > Sine
  178. > Sragen Kulon
  179. > Sragen Tengah
  180. > Sragen Wetan
  181. > Tangkil

  182. KEC. SUKODONO
  183. > Baleharjo
  184. > Bendo
  185. > Gebang
  186. > Jati Tengah
  187. > Juwok
  188. > Karanganom
  189. > Majenang
  190. > Newung
  191. > Pantirejo

  192. SUMBERLAWANG
  193. > Cepoko
  194. > Hadiluwih
  195. > Jati
  196. > Kacangan
  197. > Mojopuro
  198. > Ngandul
  199. > Ngargosari
  200. > Ngargotirto
  201. > Pagak
  202. > Pendem
  203. > Tlogotirto

  204. KEC. TANGEN
  205. > Denanyar
  206. > Dukuh
  207. > Galeh
  208. > Jekawal
  209. > Katelan
  210. > Ngrombo
  211. > Sigit

  212. KEC. TANON
  213. > Bonagung
  214. > Gabugan
  215. > Gading
  216. > Gawan
  217. > Jono
  218. > Kalikobok
  219. > Karangasem
  220. > Karangtalun
  221. > Kecik
  222. > Ketro
  223. > Padas
  224. > Pengkol
  225. > Sambiduwur
  226. > Slogo
  227. > Sewatu
  228. > Tanon


Pulau Seribu
Kang Lintas Kang Lintas
Kang Lintas Kang Lintas

Pengunjung Online

2010 Berita Sragen. All Rights Reserved. - Designed by Berita Sragen