PENYEBARAN HIV/AIDS, Pendataan ODHA Bakal Sasar Para Pria
Kesehatan, Utama 19.12
Pendataan orang dengan HIV/Aids (ODHA) di Kabupaten Sragen bakal
dikembangkan dengan fokus sasaran para pria. Hal ini dilakukan untuk
menekan jumlah penderita HIV/Aids di Sragen yang kian meningkat.
Pengelola Program di Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Sragen,
Wahyudi, akhir pekan kemarin mengatakan jumlah ODHA di Kabupaten Sragen
mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Hingga saat ini jumlahnya
mencapai 126 penderita. Sementara itu, ia meyakini bahwa jumlah
penderita HIV/Aids lebih dari itu.
Para penderita rata-rata malu mengakui atau malah banyak yang tak
sadar bahwa mereka terinfeksi HIV/Aids. Pasalnya, serangan HIV tak
gampang diidentifikasi dengan kasat mata. Virus itu baru kelihatan jika
sudah menyerang penderitanya hingga lima tahun. Sementara itu, jika
dalam kurun waktu lima tahun HIV tak diobati, status virus tersebut
bakal meningkat menjadi Aids. Penderita Aids bakal mudah diserang
penyakit karena kekebalan tubuhnya berkurang.
Wahyudi menguraikan selama ini virus tersebut identik dengan
perempuan tuna susila. Padahal banyak ibu rumah tangga yang menjadi
korban HIV/Aids yang dibawa oleh suami mereka. Bahkan, kata dia,
berdasarlan data terbaru, rata-rata penderita Aids di Jawa Tengah ialah
ibu rumah tangga. Penyakit tersebut biasanya dibawa oleh suami mereka.
Sementara itu, jarang lelaki yang mau melakukan pengecekan virus
HIV/Aids. Padahal mobilitas mereka justru lebih tinggi dibandingkan para
perempuan tuna susila yang rata-rata secara otomatis sudah berkelompok
di suatu kawasan. “Kalau di daerah yang resiko tinggi kan semua orang
sudah tahu bahwa disitu kemungkinan besar ada virus tersebut. Yang
berbahaya justru orang-orang yang tak sadar bahwa dirinya terserang
virus HIV ini,” katanya
Peluang Besar
Lebih lanjut, Wahyudi mengimbau kepada semua masyarakat untuk
memeriksakan diri mereka sejak dini agar penyebaran virus tersebut juga
bisa dicegah sejak dini.
“Kalau sudah dilakukan pengecekan, minimal bisa memperlambat kenaikan
status dari HIV menjadi Aids dengan pola hidup yang lebih sehat. Kalau
belum dilakukan pengecekan jangan yakin dulu bahwa tak berpenyakit
HIV/Aids. Semuanya memiliki peluang besar terserang penyakit ini,” kata
dia.
Sementara itu, Wahyudi, juga berharap agar siapapun tak melakukan
diskriminasi kepada para penderita HIV/Aids. Pasalnya, virus tersebut
tidak mudah menular, kecuali melalui hubungan badan. Untuk itulah selain
fokus melakukan pendataan dan sosialisasi, KPA juga membentuk komunitas
Warga Peduli Aids (WPA). WPA merupakan gerakan sosial untuk
menanggulangi HIV/Aids. Melalui WPA, masyarakat diharapkan mulai
mengurangi stigma negatif dan diskriminasi terhadap ODHA.
Selain WPA, ada juga kelompok dukungan sebaya (KDS) bagi ODHA.
Keberadaan KDS ini sangat diperlukan untuk menumbuhkan semangat para
ODHA agar tak menutup diri. “Salah satu tujuan kami ialah untuk
memperjuangkan hak-hak teman-teman [para ODHA],” ucap salah satu KDS
Sragen, Ririn.
Sumber : http://www.solopos.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :


