BANK SAMPAH SRAGEN Sebulan Beroperasi, Hasilkan Rp700.000
Amdal, Lingkungan Hidup, Pasar Bunder, Pemerintahan, Utama 07.39
Bank sampah Sragen telah beroperasi sejak sebulan lalu. Namun, hasilnya cukup lumayan.
Menggendong
karung berisi sampah plastik, Suti, 47, terlihat bergegas menuju ke
salah satu emperan sebuah ruangan yang berada di sisi timur Pasar
Bunder, Sragen, Sabtu (11/1/2014).
Karung tersebut lantas ditempatkannya ke sebuah timbangan di depan ruangan tersebut.
“Beratnya 3 kg,” kata salah satu petugas di ruangan yang sudah dipenuhi tumpukan karung berisi sampah anorganik.
Tak
berapa lama, petugas itu mencatat berat sampah yang dibawa Suti pada
sebuah buku berwarna biru serta buku tabungan berwarna oranye. “Saya
baru hari ini masuk. Biasanya sampah saya jual ke pengepul. Membantu
juga kalau seperti ini,” katanya.
Ya, Suti merupakan salah satu
nasabah Bank Sampah Manunggal. Sekitar sebulan ini bank tersebut hadir
di pasar hasil bumi terbesar di Sragen tersebut. Setidaknya, saat ini
sudah ada sekitar 30 nasabah.
Wakil Ketua Paguyuban Bank Sampah
Manunggal, Wagino, 61, mengungkapkan bank sampah tersebut berdiri sejak 7
Desember 2013 dan hanya beroperasi setiap Sabtu. “Awal berdirinya bank
sampah ini saat pengelola bank sampah di pasar yang ada di Probolinggo
datang ke sini dan memberikan pelatihan. Kemudian kami diminta dari
pemkab mendirikan bank sampah di Pasar Bunder,” katanya.
Wagino menuturkan selama sebulan, setidaknya bank sampah tersebut sudah menghasilkan tabungan sekitar Rp700.000.
“Sampah
anorganik dari pedagang, dikumpulkan lantas dibawa ke sini. Kemudian
ditimbang. Nanti, sekitar pukul 13.00 WIB pengepul datang mengambil
hasil pengumpulan sampah dari pedagang. Hasil penjualan tetap kembali ke
pedagang sebagai nasabah, tetapi 15% diambil untuk pengelola,” jelas
dia.
Meski baru segelintir pedagang menjadi nasabah di bank
sampah, Wagino menuturkan setidaknya hal itu bisa mengurangi volume
sampah yang dibuang di tempat pembuangan sementara (TPS) pasar tersebut.
Sementara
itu, Ketua Paguyuban Bank Sampah Manunggal, Parmanto, menceritakan guna
mengingatkan para nasabah para pengurus memiliki cara sendiri serta tak
merepotkan.
“Melalui radio yang ada di pasar ini, kami
mengingatkan para pedagang jika bank sampah buka. Pedagang sering lupa,
ya karena kesibukan pekerjaan mereka. Melalui radio juga kami terus
meningkatkan jumlah nasabah,” jelas dia.
Ditemui sebelumnya, Kabid
Amdal Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sragen, Lukas Gunawan, menjelaskan
keberadaan bank sampah di Bumi Sukowati terus dikembangkan termasuk bank
sampah di Pasar Bunder. “Ada pengaruh positif dari bank sampah. Warga
sudah mulai menilai sampah sebagai barang yang berharga,” katanya.
Lukas
mengungkapkan dibidiknya pasar untuk pengembangan bank sampah lantaran
sebagai salah potensi penghasil sampah terbesar. “Di pasar itu potensi
sampah paling tinggi. Bayangkan saja, kalau pengambilan sampah di sana
dari lima truk setiap harinya berkurang menjadi dua truk. Akan
mengurangi banyak volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” urai
dia.
Sumber : http://www.solopos.com/
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :


