Melalui Pakem, Siswa Bebas Belajar dan Berkreasi
Pendidikan, Utama 18.31
Sebanyak 25 sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti lokakarya yang diselenggarakan oleh Program United States Agency International Development (USAID) Prioritas.
Bertempat di Gedung Kartini Sragen, mereka menampilkan hasil karyanya yang dipamerkan di stan-stan yang disediakan panitia.
Dari pantauan timlo.net, berbagai macam karya dipamerkan mulai dari miniatur gunung berapi lengkap dengan lahar yang sedang mendidih, sistem peredaran darah pada tubuh manusia, roket air, hingga rudal angin yang bisa mengeluarkan ledakan yang cukup keras serta berbagai macam kerajinan tangan (handicraft) lainnya. Semua itu merupakan hasil karya para siswa yang mereka praktekkan dari hasil pembelajaran di sekolah.
Seperti yang ditunjukkan oleh salah satu sekolah, SD Negeri Gringging 1, Kecamatan Sambungmacan, Sragen yang menampilkan miniatur gunung berapi lengkap dengan lahar yang sedih mendidih. Salah satu siswa, Yoga, menuturkan ide pembuatan miniatur gunung berapi itu berawal setelah terjadinya erupsi Gunung Kelud beberapa waktu lalu.
“Ini hasil karya sendiri, idenya dari kejadian sekitar,” ujar Yoga.
Sedangkan SD Negeri Banyuurip 3, Sambungmacan menampilkan sistem peredaran darah pada tubuh manusia. Menurut Kepala SD Negeri Banyuurip 3, Suwarno, mengatakan, semua karya yang ditampilkan merupakan hasil dari kreatifitas siswa. Dengan sistem Pakem (pembelajaran aktif, kreatif, efisien dan menyenangkan) para siswa dituntun untuk bisa mengaplikasikan ilmu yang diterimanya di sekolah.
“Di sini guru hanya sebagai motivator, semua ide dan kreatifitas datang dari siswa sendiri,” kata Suwarno.
Koordinator Provinsi USAID Prioritas Jateng, Nurkolis, menjelaskan lokakarya tersebut diikuti oleh 25 SD dan SMP yang saat ini menjadi mitra kerja USAID Prioritas.
“Ada 17 SD/MI sementara untuk SMP/MTS terdapat delapan sekolah yang menjadi mitra kami,” kata Nurkolis saat ditemui wartawan di sela-sela lokakarya.
Nurkolis menjelaskan, kegiatan lokakarya para siswa tersebut merupakan hibah dari program USAID yang diberikan dalam bentuk tekhnis. Dengan kata lain hibah diberikan berupa pengembangan kapasitas melalui berbagai pelatihan kepada para guru, kepala sekolah, komite sekolah hingga Dinas Pendidikan.
“Jadi, semuanya dalam bentuk kegiatan, tidak satu rupiah pun uang yang kami kirim. Ini untuk menumbuhkan minat dari mitra agar tidak tergantung dengan dana. Fokus kegiatan pada peningkatan pembelajaran agar anak lebih senang, tertarik dan bergairah dalam belajar,” katanya.
Sementara itu, Kasubdit Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama Direktorat Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mujiyem, mengatakan jika dilihat dari hasil yang diperoleh program yang dilakukan USAID Prioritas setidaknya bisa mendukung program Kementerian Pendidikan. Terutama untuk mendukung kurikulum 2013.
Sumber : http://www.timlo.net
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :


