Tertimpa Mesin Pabrik, TKI Asal Tanon Tewas di Korea
Tanon, TKI, Utama 13.59
Kematian Buruh Migran Indonesia (BMI) asal Kabupaten Sragen kembali
terjadi. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Dukuh Ngrigit RT 018, Desa
Karangtalun, Kecamatan Tanon, Sragen, Febrian Fajar Pradana, 23,
meninggal dunia karena mengalami kecelakaan kerja di Korea, Senin
(3/3/2014) lalu. Febrian mengembuskan nafas terakhir setelah sebelumnya
mendapatkan perawatan secara intensif selama 20 hari di salah satu rumah
sakit swasta di Korea.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Disnakerstran) Kabupaten Sragen, kecelakaan kerja itu
terjadi pada Rabu (12/2/2014) lalu sekitar Pukul 22.50 waktu setempat.
Febrian yang bekerja di salah satu suku cadang mobil, PT Gyongsang Namdo
Gimhaesi Jangyoro di Korea kejatuhan salah satu mesin pabrik yang
tiba-tiba lepas. Mesin langsung mengenai kepala korban hingga membuatnya
tak sadarkan diri. Seketika itu juga korban dilarikan ke rumah sakit
terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif hingga akhirnya meninggal
pada Senin awal pekan lalu.
Jenazah diperkirakan tiba di Solo pada Selasa (11/3/2014), sekitar
pukul 18.00 WIB dan sampai di rumah duka pukul 20.00 WIB. Sementara,
pemakaman akan dilakukan di TPU setempat keesokan harinya. Berdasarkan
informasi yang dirilis Non-Governmental Organizations (NGOs) BMI di
Korea, jenazah Febrian dipulangkan bersama tiga jenazah TKI lainnya yang
meninggal dunia dalam sepekan terakhir.
“Kematian korban ini murni karena kecelakaan kerja. Jenazah Febrian
kemungkinan sampai di rumah duka sekitar Pukul 19.00 WIB nanti [Selasa],
lalu pemakaman dilakukan Rabu pagi,” terang Kepala Disnakertrans
Sragen, Tasripin, saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya,
Selasa (11/3/2014).
Febrian berangkat kerja di Korea melalui agen resmi, yaitu salah satu
PT P2TKI yang berada di Kampung Rambutan, Jakarta. Berdasarkan data
yang dilaporkan ke Disnakertrans Sragen, korban berangkat bekerja
sebagai buruh pabrik otomotif pada tahun 2010 lalu.
Pihak perusahaan di Korea, menurut Tasripin, memiliki itikad baik
karena pada Senin (24/2) lalu paman korban, Sunoto, didatangkan ke Korea
untuk menunggui Febrian hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir
pada Senin awal pekan lalu. Mengetahui korban telah meninggal dunia,
Sunoto langsung mengabari pihak keluarga di Sragen.
Sementara, Disnakertrans Sragen yang mendapat tembusan laporan
kematian dari Kementerian Luar Negeri langsung berkoordinasi dengan
pihak keluarga korban di Tanon untuk proses pemulangan jenazah. “Kami
setelah mendapatkan surat tembusan dari menteri, langsung berkoordinasi
dengan keluarga korban. Serta mengurusi kepulangan jenazah bekerja sama
dengan BNP3TKI Semarang. Kami juga telah menyerahkan dana santunan
langsung ke keluarga korban atas nama Bupati Sragen,” tegasnya.
Sumber : http://www.solopos.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :


