Soto Girin Sragen


Pagi itu, sekitar pukul tiga pagi, Sugimo (55) bersama istrinya Sujiah (53) nampak sudah terlihat sibuk meracik bumbu di dapurnya yang terbilang tidak begitu luas. Di dapur tersebut Gimo dan istrinya meracik dan memasak soto dengan menggunakan tungku yang berbahan bakar kayu bakar. Telah menjadi kebiasaan mereka bangun di pagi buta untuk memasak soto. Pasalnya, setiap hari mulai jam 6 pagi soto daging olahannya harus sudah siap saji karena telah ditunggu oleh banyak pelangganya di warung Soto Daging sapi miliknya. Soto Gimo Girin, begitu ia memberi nama warung sotonya itu. Embel-embel nama Girin merupakan trade mark baginya, yang menunjukkan bahwa ia salah satu pewaris Soto Girin yang pernah dikelola oleh ayahnya yang bernama Mbah Girin.

Gimo memperoleh resep meracik soto belajar dari orang tuanya sendiri mbah Girin namanya, sang empunya warung Soto Girin. Bagi warga Sragen nama Soto Girin sudah tidak asing bahkan sudah menjadi legenda dan salah satu icon wisata kuliner di Kabupaten Sragen. Mbah Girin mulai merintis membuka warung soto sejak tahun 1954 silam. Kurang lebih 32 tahun Mbah Girin mengelola warung soto miliknya, hingga tahun 1984. Sejak dulu, warung soto Girin ini tak pernah sepi dari pelanggan.

Sejak anak-anaknya masih kecil, Mbah Girin sudah mengajari anak-anaknya bagaimana cara memasak soto yang nikmat. Alhasil, semua anak-anaknya yang berjumlah empat orang, memilih jalan hidup yang sama dengan Mbah Girin yakni menjadi penjual Soto yang sukses. Salah satu anaknya bernama Gimo yang kini mempunyai warung soto sendiri yang bernama Soto Gimo Girin.

Ibarat buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, Gimo Girin muda kala itu sekitar awal tahun tujuh puluhan, punya keinginan kuat untuk mendirikan sebuah usaha sendiri layaknya usaha milik ayahandanya. Keinginannya terwujud pada tahun 1975. Meski semula hanya berdiri diemperan sebuah toko, tidak masalah baginya, yang penting warung soto yang menjadi cita-citanya telah terwujud. “Pernah usaha saya di bongkar karena emperan tokonya mau dibangun, kemudian saya beralih tempat tidak jauh dari tempat semula” kenangnya pada masa-masa sulit yang pernah ia lalui saat merintis usaha miliknya.

Pada tahun 1986, usahanya telah menampakkan hasil, sehingga ia bisa membeli sebuah rumah yang terletak cukup strategis, tidak jauh dari tempat pertama ia mendirikan usaha. Rumah sederhana yang yang beralamat di Ringin Anom RT 01 / 17 Sragen, kemudian disulap menjadi sebuah warung soto daging sapi. “Sejak menempati kios permanen tersebut usaha soto saya mulai meningkat pesat hingga sedikit demi sedikit saya bisa memperbaiki bangunannya” akunya. Bintang keberuntungan benar-benar berpihak kepadanya. Setiap hari, pelanggannya tak pernah sepi, bahkan meningkat. Dagangan soto miliknya setiap hari pasti terjual habis. “Dagangan soto saya tak pernah sisa, pasti habis setiap harinya, pada suatu waktu saya pernah menambah jumlah stok dagangan dan ternyata habis juga, namun bila stoknya kami tambah terus, tenaga kami kewalahan, ” terangnya.

Pelanggan yang datang di warung sotonya terdiri dari berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari tukang becak hingga Pejabat Departemen Pusat Jakarta. ”Banyak juga mas, pejabat dari Jakarta yang datang kesini, semula saya tidak tahu kalau dia pejabat, namun setelah dua kali, tiga kali datang akhirnya saya tahu kalau yang jajan tersebut adalah Pejabat dari Pusat. Misalnya saja pak Wiyono (Drs. Wiyono Msi, Kepala Bidang Diklat dan Kependudukan Departemen Dalam Negeri )” terangnya.

Selain orang Sragen, banyak juga pelanggannya yang berasal dari luar daerah Sragen. Banyak orang-orang Solo yang datang kesana, selain hanya sekedar mampir jajan, sebagian ada yang mengkhususkan datang hanya untuk jajan soto buatan Gimo Girin.

Meski warungnya terbilang sempit kurang lebih berukuran delapan kali enam meter, tak disangka bisa menampung lebih dari lima puluh orang. Bapak empat anak ini mengaku sering kedatangan tamu rombongan bis wisata yang berjumlah kurang lebih lima puluh sampai seratus orang, yang mampir kesini untuk jajan soto. Namun, biasanya sehari sebelumnya mereka memesan terlebih dahulu lewat telepon.

Bahkan tidak sedikit yang telah menjadi pelanggan di warungnya sejak masih berusia anak-anak. Seperti yang diungkapkan Ny. Wasis (35), seorang PNS di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sragen yang ditemui saat sedang menyantap soto di warung soto Gimo Girin, “ Keluarga saya hampir semuanya pelanggan warung soto sini, termasuk kakek-nenek saya, jadi sejak kecil saya sudah sering jajan disini”.

Sementara pengakuan pelanggan lainnya, Ina Nugroho (42), sejak ia pindah ke Sragen tahun 1989 silam ia langsung terpikat dengan soto masakan Gimo. Sebelumnya ia sering berpindah-pindah warung langganan. Sejak menemukan warung Gimo Girin Instruktur senam tersebut enggan menyantap soto di tempat lainnya.

Setiap harinya, warung Soto Girin mulai buka sekitar jam enam pagi. Sejak jam enam pagi itu pula pelanggan sudah mulai datang untuk sarapan soto. Tidak sampai siang, sekitar jam sepuluh atau paling siang jam sebelas, sotonya pasti telah habis. Bisa dipastikan bila datang kesini lebih dari jam sebelas, tidak akan kebagian soto sedap racikan Pak Gimo. ”Kadang jam sepuluh paling lambat jam sebelas, soto daging sapi racikan saya telah terjual habis” tegasnya. Setiap harinya ia sengaja tidak menambah jumlah porsi soto dagangannya. ”Capek mas, saya menjual sesuai kemampuan tenaga saya saja, kalau nanti menambah jumlah porsi, saya kawatir tenaga saya dan istri saya akan terforsir,”ungkapnya.

Semua bumbu yang digunakan untuk memasak soto ia kerjakan sendiri, bukan orang lain termasuk istrinya sendiri. ”Kalau yang mengerjakan orang lain nanti rasanya pasti berbeda” ungkapnya. Ia mengaku tidak ada yang berbeda dengan bumbu-bumbu soto lainnya, namun ia punya kiat khusus yakni takaran bahan-bahan yang digunakan untuk bumbu diusahakan tepat. Bumbu-bumbu yang ia gunakan pun hanya berasal dari bumbu-bumbu tradisional, jadi lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi.

Setelah kiosnya tutup sekitar jam sebelas siang. Biasanya ia menyempatkan diri untuk istirahat sejenak. Selepas istirahat siang, tangannya seakan tak pernah lelah, kembali ia mulai meracik bumbu soto. Karena sejak awal tahun 2008 ini, Soto Gimo Girin membuka warung soto di Pusat Jajan Malam Hari (Pujamari ) yang terletak di halaman Galery Batik Sukowati. Pelanggan yang tidak bisa menikmati sedapnya soto di pagi hari, pada malam hari dapat menjumpainya di Pujamari sekitar jam lima sore hari hingga jam sembilan malam.
 
 

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh lintas-sragen pada 20.37. dan Dikategorikan pada . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas
  1. KEC. GEMOLONG
  2. > Brangkal
  3. > Gemolong
  4. > Genengduwur
  5. > Jatibatur
  6. > Jenalas
  7. > Kalangan
  8. > Kragilan
  9. > Kwangen
  10. > Kaloran
  11. > Nganti
  12. >Ngembatpadas
  13. > Paleman
  14. > Purworejo
  15. > Tegaldowo

  16. KEC. GESI
  17. > Blangu
  18. > Gesi
  19. > Pilangsari
  20. > Poleng
  21. > Slendro
  22. > Srawung
  23. > Tanggan

  24. KEC. GONDANG
  25. > Bumiaji
  26. > Glonggong
  27. > Gondang
  28. > Kaliwedi
  29. > Plosorejo
  30. > Srimulyo
  31. > Tegalrejo
  32. > Tunggul
  33. > Wonotolo

  34. KEC. JENAR
  35. > Banyuurip
  36. > Dawung
  37. > Japoh
  38. > Jenar
  39. > Kandangsapi
  40. > Mlale
  41. > Ngepringan

  42. KEC. KALIJAMBE
  43. > Banaran
  44. > Bukuran
  45. > Donoyudan
  46. > Jetis Karangpung
  47. > Kalimacan
  48. > Karangjati
  49. > Keden
  50. > Krikilan
  51. > Ngebung
  52. > Samberembe
  53. > Saren
  54. > Tegalombo
  55. > Trobayan
  56. > Wonorejo

  57. KARANGMALANG
  58. > Guworejo
  59. > Jurangjero
  60. > Kedungwaduk
  61. > Kroyo
  62. > Mojorejo
  63. > PelemGadung
  64. > Plosokerep
  65. > Plumbungan
  66. > Puro
  67. > Saradan

  68. KEC. KEDAWUNG
  69. > Bendungan
  70. > Celep
  71. > Jenggrik
  72. > Karangpelem
  73. > Kedawung
  74. > Mojodoyong
  75. > Mojokerto
  76. > Pengkok
  77. > Wonokerso
  78. > Wonorejo

  79. KEC. MASARAN
  80. > Dawungan
  81. > Gebang
  82. > Jati
  83. > Jirapan
  84. > Karangmalang
  85. > Kliwonan
  86. > Krebet
  87. > Krikilan
  88. > Masaran
  89. > Pilang
  90. > Pringanom
  91. > Sepat
  92. > Sidodadi

  93. KEC. MIRI
  94. > Geneng
  95. > Jeruk
  96. > Sunggingan
  97. > Girimargo
  98. > Doyong
  99. > Soko
  100. > Brojol
  101. > Bogor
  102. > Gilirejo
  103. > Gilirejo Baru

  104. KEC. MONDOKAN
  105. > Sono
  106. > Tempelrejo
  107. > Trombol
  108. > Jekani
  109. > Pare
  110. > Kedawung
  111. > Jambangan
  112. > Gemantar
  113. > Sumberejo

  114. KEC. NGRAMPAL
  115. > Bandung
  116. > Bener
  117. > Gabus
  118. > Karangudi
  119. > Kebonromo
  120. > Klandung
  121. > Ngarum
  122. > Pilangsari

  123. KEC. PLUPUH
  124. > Cangkol
  125. > Dari
  126. > Gedongan
  127. > Gentan Banaran
  128. > Jabung
  129. > Jembangan
  130. > Karanganyar
  131. > Karangwaru
  132. > Karungan
  133. > Manyarejo
  134. > Ngrombo
  135. > Plupuh
  136. > Pungsari
  137. > Sambirejo
  138. > Sidokerto
  139. > Somomorodukun

  140. KEC. SAMBIREJO
  141. > Blimbing
  142. > Dawung
  143. > Jambeyan
  144. > Jetis
  145. > Kadipiro
  146. > Musuk
  147. > Sambi
  148. > Sambirejo
  149. > Sukorejo

  150. SAMBUNGMACAN
  151. > Banaran
  152. > Banyuurip
  153. > Bedoro
  154. > Cemeng
  155. > Gringging
  156. > Karanganyar
  157. > Plumbon
  158. > Sambungmacan
  159. > Toyogo

  160. KEC.SIDOHARJO
  161. > Bentak
  162. > Duyungan
  163. > Jambanan
  164. > Jetak
  165. > Pandak
  166. > Patihan
  167. > Purwosuman
  168. > Sidoharjo
  169. > Singopadu
  170. > Sribit
  171. > Taraman
  172. > Tenggak

  173. KEC. SRAGEN
  174. > Karang Tengah
  175. > Kedungupit
  176. > Nglorog
  177. > Sine
  178. > Sragen Kulon
  179. > Sragen Tengah
  180. > Sragen Wetan
  181. > Tangkil

  182. KEC. SUKODONO
  183. > Baleharjo
  184. > Bendo
  185. > Gebang
  186. > Jati Tengah
  187. > Juwok
  188. > Karanganom
  189. > Majenang
  190. > Newung
  191. > Pantirejo

  192. SUMBERLAWANG
  193. > Cepoko
  194. > Hadiluwih
  195. > Jati
  196. > Kacangan
  197. > Mojopuro
  198. > Ngandul
  199. > Ngargosari
  200. > Ngargotirto
  201. > Pagak
  202. > Pendem
  203. > Tlogotirto

  204. KEC. TANGEN
  205. > Denanyar
  206. > Dukuh
  207. > Galeh
  208. > Jekawal
  209. > Katelan
  210. > Ngrombo
  211. > Sigit

  212. KEC. TANON
  213. > Bonagung
  214. > Gabugan
  215. > Gading
  216. > Gawan
  217. > Jono
  218. > Kalikobok
  219. > Karangasem
  220. > Karangtalun
  221. > Kecik
  222. > Ketro
  223. > Padas
  224. > Pengkol
  225. > Sambiduwur
  226. > Slogo
  227. > Sewatu
  228. > Tanon


Pulau Seribu
Kang Lintas Kang Lintas
Kang Lintas Kang Lintas

Pengunjung Online

2010 Berita Sragen. All Rights Reserved. - Designed by Berita Sragen