SMA NEGERI 2 SRAGEN UTAMAKAN KEDISIPLINAN
Pendidikan, Utama 00.50
SMART – Pembentukan karakter dan moral bagi siswa didik di sekolah memang faktor yang sampai kapanpun di cari oleh para orang tua dalam menitipkan buah hatinya di dunia pendidikan. Apalagi saat bangsa ini terpuruk, yang paling diandalkan dalam situasi demikian adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) -nya. Kualitas SDM ini tidak hanya berbicara mengenai intlektualitas saja, namun yang lebih penting dari itu adalah karakter ataupun moral dari seorang individu. Karena jika hanya kepandaian dan keahlian saja yang diutamakan dalam diri seseorang tanpa mengutamakan karakter/moral, dia akan jadi monster. Seseorang tersebut akan mengutamakan kepentingan pribadinya saja tanpa memikirkan kepentingan bersama, bahkan kepentingan bangsa. Lebih-lebih bangsa Indonesia saat ini mengharapkan partisipasi para generasi bangsa tersebut untuk meningkatkan derajat negeri ini dalam berkompetisi dengan negara-negara lain di dunia. Saat inilah generasi bangsa ini bangkit menyumbangkan sesuatu yang dimilikinya untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang berderajat. Andai saja tanpa moral/karakter, ia tidak akan mempedulikan bangsanya malahan kepentingannya sendiri dalam membangun kemuliaannya sendiri. Oleh karena itu sekolah-sekolah di Indonesia saat ini berlomba-lomaba dalam membekali generasi muda harapan bangsa. Salah satu sekolah di kabupaten Sragen yang menggalakkan pembentukan karakter yang dibutuhkan negara ini adalah SMA N 2 Sragen. Sekolah ini menonjolkan sisi kedisiplinan dalam pembentukan kualitas SDM-nya. Kedisiplinan yang diterapkan di sekolah ini meliputi pembentukan karakter yang baik, moral yang baik, kebiasaan yang baik, sebagaimana visi dari sekolah ini yakni yakni “UNGGUL DALAM MUTU, SANTUN DALAM PERILAKU, BERAKHLAK DAN BERILMU”.
Menurut Kepala SMA N 2 Sragen, Drs.Sunaryo, prioritas utama dalam pelaksanaan program di SMU 2 adalah dibidang kedisiplinan. Bahkan untuk menjaga tingkat kedisiplinan bagi seluruh civitas akademika sekolah yang berlokasi di jalan Mawar Sragen ini telah menyusun Daftar Peraturan Poin Kedisiplinan. Dalam daftar tersebut berisi poin-poin yang nilainya berbeda-beda sesuai dengan tingkat ketidakdisiplinan yang mereka buat. “ SMUN 2 memang menerapkan peraturan poin kedisiplinan, di mana poin-poin setiap siswa akan bertambah jika mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan ketidakdisiplinan, seperti terlambat masuk sekolah, bolos sekolah, tidak mengikuti pelajaran di sekolah, dan sebagianya”, kata Sunaryo.
AWALNYA BERNAMA SMA SUKAWATI SRAGEN
Sekolah yang mengutamakan kedisiplinan ini berdiri di Sragen pertama kali dengan nama SMA SUKOWATI SRAGEN pada tanggal 1 Agustus 1963 di bawah naungan yayasan Front Marhaenis; dengan Kepala Sekolah yang juga menjabat sebagai Camat Sragen pada waktu itu, yaitu Bapak Wongsoatmojo, BA. Kemudian pada tanggal 1 Januari 1977 yayasan Front Marhaenis menyerahkan SMA Sukawati Sragen kepada Bupati Kepala Daerah Tingkat I Sragen dan namanya berubah menjadi SMA PEMDA SRAGEN dengan Bapak Soedjadi sebagai Kepala Sekolahnya. Pada tanggal 1 Juli 1978 SMA PEMDA SRAGEN disyahkan oleh Kepala Bidang Dikmenum Semarang dengan nomor Piagam NO: 074/XIII/ 4.A/78 tanggal 1 April 1978. Dan pada akhirnya SMA PEMDA SRAGEN diresmikan oleh Menteri P dan K RI di Jakarta dengan surat Keputusan nggal 30 Juli 1980 No. 0208/0/1980 menjadi SMA NEGERI 2 SRAGEN sampai sekarang ini. Daftar nama Kepala Sekolah sejak ditetapkannya nama SMA NEGERI 2 SRAGEN sampai dengan sekarang yaitu : Drs. Sri Widodo, Soejoto Siswohadisapoetra,BA, KM. Maksum,BA, R.M Sambodo,BA, Drs. Sardjono, Drs. Sutarno, Drs. M Suyatmin, Drs. Sumarsono, dan Drs. Sunaryo.
PROGRAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER YANG SEIMBANG DAN PROPORSIONAL
Drs. Sunaryo menjelaskan bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas siswa-siswi di SMAN 2, pihak pengelola mengadakan kegiatan ekstrakurikuler secara seimbang dan proporsional . “Program kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan antara lain basket, komputer, bahasa Jepang, paduan suara, pramuka, PMR. Melalui kegiatan tersebut, disamping untuk meningkatkan kualitas SDM-nya juga untuk menambah wawasan mereka. Dengan demikian mereka siap untuk bersaing dengan murid-murid dari sekolah lain dengan bekal program kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut Imam (18) salah seorang siswa kelas XII, mengungkapkan bahwa tim basket SMU 2 sering mengikuti kompetisi diberbagai kota. “Saya ikut tergabung dalam tim basket karena sering latihan dari program ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah i. Kami sering maju untuk berkompetisi dengan murid dari sekolah lain di luar kota” katanya. “ Di bidang musik pun tim paduan suara kami juga selalu menang, bahkan sering mendapat juara I” tambahnya dengan bangga.
SEKOLAH YANG BERPRESTASI DAN TERAKREDITASI A (AMAT BAIK)
Sebagai Sekolah yang mengutamakan kedisiplinan, tak pelak SMA N 2 Sragen menjadi sekolah favorit di Kabupaten Sragen. Bagaimana tidak, setiap tahun ajaran baru dimana anak-anak luusan SMP mencari SMU-SMU yang bermutu, maka SMA N 2 SRAGEN termasuk yang paling diburu oleh siswa-siwi lulusan SMP.
Prestasi yang diukir SMU yang setiap tahun tingkat kelulusan murid kelas XII (kelas 3 SMU) selalu mencapai 100% ini juga sangat membanggakan Kabupaten Sragen. Beberapa Prestasi yang berhasil diukir siswa-siswi SMU N 2 antara lain : Juara I Lomba Lukis dan Poster Tk. Karesidenan Surakarta oleh Winarti (III IPA 4), Juara II Lomba Pidato Tk.Karesidenan Surakarta oleh Narulita (kelas II IPS),Juara I Lomba Menyanyi Keroncong Tk. Karesidenan Surakarta oleh Nindya Ayu (kelas I A), Juara ke V Lomba Penulisan Cerita Rakyat Tingkat Propinsi oleh Vivin Zulfa Atina (1G), dan Juara XIII Lomba Penulisan Cerita Rakyat Tingkat Propinsi oleh Maindra Ekawati (kelas I G), Juara III Lomba Pidato Bahasa Inggris Tk.Propinsi oleh Vivin Zulfa Atina (1G), dan lain sebagainya. Prestasi-prestasi lainnya pada tahun sebelumnya pun masih banyak lagi.Apalagi tingkat Kabupaten, sekolah ini memanag jagonya dalam meraih juara. Bahkan SMU N 2 SRAGEN ini sudah terakreditasi A (amat baik) berdasarkan Keputusan Rapat Badan Akreditasi Sekolah Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 29 September 2007. (dyah-Humas)
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :


