Tiga Daerah Rawan Beras
Pemerintahan, Utama 13.43

TRIBUNJATENG.COM SEMARANG - Persediaan beras di Jateng mencukupi, untuk kebutuhan selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Istajib AS, anggota komisi B DPRD Jateng, mengatakan meski mencukupi tetapi di beberapa daerah lainnya seperti Boyolali, Klaten dan Sragen masih rawan karena serangan hama.
Politisi asal fraksi PPP, itu, menambahkan ketiga daerah lumbung pangan Jateng tersebut, pada musim tanam pertama dan kedua mendapatkan serangan hama yang membuat persediaan beras semakin terbatas. "Untuk daerah seperti Demak, Pati dan Grobogan serangan hamanya tidak besar, sehingga ketersediaan pangannya cukup sampai Januari atau Februari mendatang," katanya kepada para wartawan, saat meninjau Gudang Bulog di Demak, Selasa (2/7).
Stok beras di Gudang Bulog Demak, memang mencukupi untuk kebutuhan daerah sekitarnya tapi ia khawatir jika beras-beras tersebut dibawa ke luar daerah dan mengakibatkan persediaan menurun. "Memang tidak ada larangan, membawa beras ke luar daerah tapi kalau terlalu besar akibat tingginya harga di daerah lain membuat persediaan beras menipis dan membuat harganya melonjak naik," ujar pria yang menginginkan adanya pembatasan harga di Pasar Induk Cipinang, Jakarta.
Ia dan anggota Komisi B lainnya, sudah tiga kali ini memantau ketersediaan pangan di beberapa daerah di Jateng. "Kami menemukan kenaikan yang cukup signifikan harga beras dan daging ayam di beberapa pasar, sedangkan beberapa kenaikan sembilan bahan pokok lainnya masih pada batas wajar," beber pria yang menginginkan pemerintah segera menggelar operasi pasar, untuk mencegah harga membumbung semakin tinggi.
Eko Pringgolaksito, Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Sekda Kabupaten Demak, mengatakan cadangan pangan di daerah Demak cukup. "Sudah tersedia sekitar 4900 ton di dalam gudang, yang cukup untuk disalurkan kepada masyarakat miskin," cetus pria yang menjamin terus menyerap beras hasil panen petani.
Menurutnya, meski terus menyerap beras dari hasil panen petani tapi mulai bulan ini jumlah yang diserap sudah turun karena petani mulai beralih ke kacang hijau. "Berkurang sekitar 100 ton dari jumlah semula," tukasnya. (ptt)
Politisi asal fraksi PPP, itu, menambahkan ketiga daerah lumbung pangan Jateng tersebut, pada musim tanam pertama dan kedua mendapatkan serangan hama yang membuat persediaan beras semakin terbatas. "Untuk daerah seperti Demak, Pati dan Grobogan serangan hamanya tidak besar, sehingga ketersediaan pangannya cukup sampai Januari atau Februari mendatang," katanya kepada para wartawan, saat meninjau Gudang Bulog di Demak, Selasa (2/7).
Stok beras di Gudang Bulog Demak, memang mencukupi untuk kebutuhan daerah sekitarnya tapi ia khawatir jika beras-beras tersebut dibawa ke luar daerah dan mengakibatkan persediaan menurun. "Memang tidak ada larangan, membawa beras ke luar daerah tapi kalau terlalu besar akibat tingginya harga di daerah lain membuat persediaan beras menipis dan membuat harganya melonjak naik," ujar pria yang menginginkan adanya pembatasan harga di Pasar Induk Cipinang, Jakarta.
Ia dan anggota Komisi B lainnya, sudah tiga kali ini memantau ketersediaan pangan di beberapa daerah di Jateng. "Kami menemukan kenaikan yang cukup signifikan harga beras dan daging ayam di beberapa pasar, sedangkan beberapa kenaikan sembilan bahan pokok lainnya masih pada batas wajar," beber pria yang menginginkan pemerintah segera menggelar operasi pasar, untuk mencegah harga membumbung semakin tinggi.
Eko Pringgolaksito, Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Sekda Kabupaten Demak, mengatakan cadangan pangan di daerah Demak cukup. "Sudah tersedia sekitar 4900 ton di dalam gudang, yang cukup untuk disalurkan kepada masyarakat miskin," cetus pria yang menjamin terus menyerap beras hasil panen petani.
Menurutnya, meski terus menyerap beras dari hasil panen petani tapi mulai bulan ini jumlah yang diserap sudah turun karena petani mulai beralih ke kacang hijau. "Berkurang sekitar 100 ton dari jumlah semula," tukasnya. (ptt)
Sumber : http://jateng.tribunnews.com/2011/08/03/tiga-daerah-rawan-beras
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
