Ngaku Sering Dimarahi, Dua Siswa SD Takut Masuk Sekolah
Guworejo, Karangmalang, Patroli, Pendidikan, Utama 19.42
Kekerasan di sekolah kembali terjadi. Kali ini dialami dua siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Guworejo 1 Karangmalang, Sragen, Bmt (11) dan Ag (11).Kedua bocah kelas V terebut takut masuk sekolah karena sering dimarahi salah satu gurunya, Supomo (58) yang mengajar matematika. Karena takut, akhirnya kedua siswa tersebut pindah ke sekolah lain yaitu di SD Negeri Saradan 1 Karangmalang.
Hal itu dituturkan orangtua Bmt dan Ag ketika ditemui di rumahnya,
Senin (11/11). Menurut ayah Ag, Sutarto (42), warga Bangunrejo RT 13,
Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, anaknya tidak mau sekolah
dan minta pindah ke sekolah lain karena takut kepada Supomo.
Sutarto mengungkapkan, mungkin karena sudah tidak tahan dengan
perlakuan Supomo, Ag dan Bmt menulis dalam secarik kertas yang berisi
ajakan terhadap teman-teman lainnya untuk mengusir Pak Guru Pomo agar
pindah dari sekolahnya. “Pak Pomo harus diusir dari SD Guworejo”,
begitu kalimat yang ditulis oleh Ag dan Bmt. Di bawah kalimat itu masih
ada kata-kata yang tidak pantas yang berisi umpatan terhadap Supomo.
Celakanya tulisan tersebut akhirnya jatu ke tangan Supomo yang saat
itu tengah mengajar matematika kelas V. Karena tidak terima dengan
perlakuan muridnya tersebut, Supomo kemudian melaporkannya kepada Kepala
SD Negri Guworejo 1, Sujak. Peristiwa itu terjadi pada Jum’at (1/11).
Dikatakan Sutarto, sehari kemudian yaitu pada Sabtu (2/11), dia
bersama orangtua Bmt, akhirnya dipanggil oleh Kepla Sekolah, Sujak untuk
membicarakan perihal tulisan yang dibuat oleh anaknya. Waktu itu Sujak
meminta agar Sutarto dan orangtua Bmt memindahkan anaknya dari SD Negeri
Guworejo 1.
“Kalau enggak mau pindah sekolah, maka akan saya keluarkan dengan tidak hormat,” kata Sutarto menirukan kalimat Sujak.
Bahkan Sujak mengatakan, dia lebih baik mengeluarkan Ag dan Bmt dari
sekolah daripada harus memindah Pak Supomo dari SD Negeri Guworejo I.
Sejak saat itu kedua anak tersebut takut masuk sekolah hingga satu
minggu kemudian.
Hal senada dikatakan orangtua Bmt, Wiwik (39), warga Saradan RT 7,
Desa Saradan. Menurutnya, anaknya sering ditempeleng oleh Supomo bila
tidak mengerjakan tugas matematika. Puncaknya, ketika Bmt menulis
kata-kata yang tidak sopan kepada Supomo, akhirnya disuruh pindah oleh
kepala sekolah.
“Bmt cerita, kalau tidak mau mengerjakan tugas dimarahi, ditempeleng
sama guru matematika (Supomo — Red),” ujar Wiwik kepada wartawan.
Sumber : http://www.timlo.net
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :


