2 Warung Liar di Sragen Dikukut
Miri, Pemerintahan, Satpol PP, Utama 09.04
Sebanyak dua warung liar yang ada di Jl. Solo-Purwodadi wilayah Desa Soko, Kecamatan Miri, Sragen mulai dibongkar. Pembongkaran dilakukan setelah digelar pertemuan antara para pedagang dengan pemkab di Kantor Kecamatan Miri beberapa waktu lalu. Kepala Desa Soko, Kardi, mengatakan pembongkaran dilakukan sendiri oleh pemilik warung. Disampaikannya, warung dibongkar lantaran selama ini tak dimanfaatkan. “Dua warung yang ada di sebelah utara itu sudah dibongkar. Sepertinya pembongkaran dilakukan kemarin,” ungkap dia saat ditemui Espos di ruang kerjanya.
Alhasil, saat ini tinggal sekitar 11 warung liar yang ada di kawasan itu. Kardi menjelaskan berdasarkan hasil pertemuan, para pedagang menyatakan kesanggupan mereka untuk membongkar warung mereka sendiri.
Disampaikannya, dalam pertemuan tersebut para pedagang juga bersedia membongkar pasang warung mereka jika masih berkeinginan berjualan di tempat itu. “Kami minta ke Pak Camat kalau warga mematuhi membongkar warung, mereka boleh berjualan asalkan bongkar pasang. Jadi, saat tidak berjualan tidak ada warung yang berdiri di wilayah itu,” katanya.
Camat Miri, Komar Efendi, membenarkan adanya pertemuan tersebut. Hanya saja, pihaknya tak memiliki kewenangan guna menertibkan warung liar itu. “Sudah dipanggil semua, kami mendatangkan semua pihak. Soal penertiban itu tergantung Satpol PP yang memiliki kewenangan. Yang jelas mereka siap untuk membongkar warung,” jelas dia.
Diakuinya, dalam pertemuan memang ada permintaan agar para pedagang tersebut tetap berjualan di wilayah itu. Namun, pihaknya tak bisa serta merta menuruti keinginan tersebut. “Harus izin tertulis dari pemkab. Kami tidak bisa menentukan. Kami menyadari warung itu berkaitan dengan mata pencaharian mereka,” terangnya.
Komar juga menegaskan selama ini para pedagang juga tak dipungut retribusi. “Mereka juga tidak keberatan jika nantinya ditarik retribusi,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pemilik warung, Feri, menyampaikan dirinya siap membongkar pasang warung miliknya. Hanya saja, pihaknya berharap para pedagang bisa serentak menaati hasil pertemuan. “Saya siap mengikuti hasil rapat. Warung saya mudah saja dibongkar karena hanya ditutup terpal,” katanya.
Sebelumnya, warung liar yang ada di kawasan Jl. Solo-Purwodadi tersebut kerap diperingatkan untuk segera pindah. Selain membuat kawasan tersebut kumuh, keberadaan warung liar yang mulai marak sekitar 1,5 tahun ini juga berada di garis sepadan sungai yang semestinya tak dimanfaatkan untuk bangunan. Beberapa peringatan yang disampaikan justru membuat jumlah warung semakin bertambah.
Sumber : http://www.solopos.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :


