JON KOPLO Dikira Wong Edan
Utama 12.33
Sebagai seorang pekerja pengaspalan jalan, Jon Koplo sudah sewajarnya kalau berpakaian kotor. Ndilalah orangnya crobo sisan,
bajunya sak-sake. Ketika dia ikut mengaspal di daerah Sragen, saat
istirahat Koplo mau merokok, tapi rokoknya kebetulan habis. Akhirnya dia
berjalan mencari warung rokok.
“Kula nuwun… kula nuwuuun…!” teriaknya setelah ketemu sebuah warung.
Di situ tidak ada orang kecuali anak kecil yang sedang menangis. Jon Koplo mendekati anak itu, tapi nangis-nya malah saya mbeker-mbeker. Tiba-tiba ada suara orang nggetak dari dalam, “Hoooiii… hush. Kana lunga! Arep mbok kapakke anakku!” teriak seorang perempuan, sebut saja Lady Cempluk, sambil buru-buru menggendong anaknya.
“Tumbas rokoke, Mbak,” ucap Jon Koplo.
Tapi perempuan itu malah mengusir Koplo. “Hush, lunga kana!”
“Tuku rokoke, Mbak” ucap Jon Koplo lagi. Cempluk buru-buru mengambil rokok sebatang lalu diberikan kepada Koplo,
“Sak bungkus, Mbak.”
“Wee ngeyel, gek ndang lunga kana.”
Sementara Jon Koplo dan Lady Cempluk ribut-ribut,
terdengar tetangga sekitar. “Ana apa ta?”
“Kuwi lho, Pak. Wong edan njaluk kok ngeyel.”
Wajah Koplo langsung mak pendelik, “Asemik, jebul aku dikira wong edan,” gumam Koplo.
“Kula niki kerja ten aspalan Mbak, dadine klambine reged, ning kula mboten edan,” jelas Koplo sambil memperlihatkan uangnya.
Lady Cempluk mendelik kaget. “Oh, ngapunten nggih, Pak,” Akhirnya Koplo dilayani juga.
Anik Fityastutik P, Wirogunan RT 001/RW 005 Kartasura 57166
Sumber : http://www.solopos.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :


