Diserang Tikus dan Potong Leher, Hasil Panen Turun
Utama 22.02
Bahkan penurunan hasil panen ini mencapai sekitar 20 persen dari panen sebelumnya. Selain terserang hama, yang menyebabkan merosotnya hasil panen karena jatah pupuk juga berkurang.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sragen, Suratno. Dia menyatakan, hasil panen saat ini terjadi penurunan hingga 20 persen. Kalau sebelumnya hasil panen bisa mencapai 4 ton, tapi sekarang hanya sekitar 2 hingga 3 ton. Demikian juga harga hasil tebasan padi secara otomatis juga mengalami penurunan.
“Kalau dulu tebasan satu patok tebasannya bisa mencapai Rp 7 juta. Sekarang satu patok hanya dihargai Rp 5 juta,” kata Suratno saat ditemui wartawan di Kantor Bapeluh Sragen belum lama ini.
Faktor lainnya menurut Suratno, yang menyebabkan menurunnya hasil panen adalah karena serangan hama. Namun demikian faktor ini tergolng kecil pengaruhnya sehingga masih bisa diatasi sedini mungkin. Demikian juga dengan faktor cuaca juga tidak berpengaruh terhadap hasil panen.
“Kalau cuaca sepertinya tidak masalah. Salah satu penyebab produksi padi menurun itu karena jatah pupuk dikurangi, kuota tahun ini menurun,” katanya.
Dia menjelaskan, penurunan jatah pupuk urea untuk Kabupaten Sragen tidak hanya terjadi tahun ini. Pada 2012 jatah pupuk urea di Sragen sekitar 43.000 ton, jumlah itu menurun menjadi 38.000 ton pada 2013. Kemudian pada pertengahan 2013, pemerintah pusat kembali mengurangi jatah untuk Sragen dari 38.000 ton menjadi 36.000 ton. Jumlah itu terus merosot pada 2014 dengan kuota pupuk urea hanya 29.862 ton.
Sementara itu salah satu petani, Dasiman (63), warga Dukuh Wotan RT 1, Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Sragen mengaku hasil panen yang dialami pada tahun ini memang merosot. Menurut Dasiman menurunnya hasil panen tersebut karena adanya serangan hama tikus dan potong leher.
“Panen tahun ini menurun. Banyak yang diserang tikus dan potong leher. Dulu harga tebasan per pathok bisa mencapai Rp 9 juta. Tapi sekarang aling tinggi hanya Rp 7,5 juta per pathok. Harga terendah untuk tahun ini Rp 5 juta per pathok,” kata Dasiman kepada Timlo.net.
Sumber : http://www.timlo.net/
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :


