ANTISIPASI KEBAKARAN: Warga Minta Pos Damkar Gemolong Diaktifkan
Damkar, Gemolong, Pemerintahan, Utama 00.43
Ilustrasi (JIB/SOLOPOS/doK) |
SRAGEN- Adanya dua peristiwa kebakaran dalam kurun waktu kurang satu bulan, membuat warga Kecamatan Gemolong, Sragen khawatir. Guna antisipasi, warga minta pos pemadam kebakaran (PMK) di Gemolong kembali diaktifkan.
Salah satu warga keluarga korban kebakaran, Kusnan, menjelaskan kebutuhan warga terhadap armada pemadam kebakaran di Gemolong sudah sangat tinggi. Hal itu untuk antisipasi dan penanggulangan kebakaran agar bisa lebih cepat. “Kemarin waktu rumah ibu saya terbakar, armada kebakaran dari
Sragen baru datang lebih dari satu jam,” jelasnya ketika berbincang dengan Solopos.com, Rabu (25/7/2012).
Saat ini, jika terjadi kebakaran di wilayah se-Kabupaten Sragen, harus menunggu tiga unit mobil pemadam kebakaran yang di kerahkan dari pos pemadam kebakaran Sragen. Sehingga wilayah yang berada jauh dari pos pemadam kebakaran harus menunggu lama sampai mobil unit kebakaran sampai di lokasi kejadian. “Jarak tempuh yang terlalu lama menyebabkan dampak kebakaran tidak bisa ditanggulangi lebih cepat, jadi pas mobil pemadam kebakaran datang, barang dan rumah sudah habis semua,” imbuhnya.
Permintaan tersebut telah direspon oleh pihak Kecamatan Gemolong dengan mengajukan proposal pengaktifan kembali pos pemadam kebakaran Gemolong kepada dinas terkait. “Setelah kejadian kebakaran di Gemolong kemarin, kami langsung membuat proposal dan sudah diajukan,” jelas
Sekretaris Kecamatan Gemolong, Suratman.
Sebelumnya pos pemadam kebakaran aktif beroperasi di Gemolong, tetapi sejak sekitar awal tahun ini pos tersebut dinon-aktifkan karena kekurangan tenaga kerja. Kepala Kantor Pemadam Kebakaran Sragen, Trias Karyanto, menjelaskan sebelumnya ada sekitar 20 tenaga kerja yang ditempatkan di Gemolong. Kemudian diberhentikan dan akhirnya pemadam kebakaran Sragen kekurangan personel. “Saat ini jumlah personelnya kekurangan, sehingga yang dari pos Gemolong ditarik kembali ke Sragen,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com.
Mengenai pengaktifan kembali pos pemadam kebakaran Gemolong, pihak pemadam kebakaran menyambut postif, karena mereka menyadari jarak yang terlalu jauh dapat menghambat upaya pemadaman api.
“Kami tetap siap jika pos Gemolong diaktifkan lagi, ini tinggal menunggu kebijakan dari pihak yang berwenang,” paparnya.
Pada bulan ini kasus kebakaran terjadi di Gemolong, Jumat (13/7) yang menghanguskan sebuah rumah dan dua tempat usaha milik Ny Iman Rohman di Dukuh Doyorejan, Kelurahan Gemolong. Terakhir kebakaran terjadi di Kalijambe, Selasa (24/7), yang menghanguskan sebuah rumah dan toko kelontong
milik Suwarno di Dukuh Karangasem, Desa Banaran. Meski tidak ada korban jiwa, dari dua kasus kebakaran tersebut kerugian ditaksir mencapai Rp300 juta.
Salah satu warga keluarga korban kebakaran, Kusnan, menjelaskan kebutuhan warga terhadap armada pemadam kebakaran di Gemolong sudah sangat tinggi. Hal itu untuk antisipasi dan penanggulangan kebakaran agar bisa lebih cepat. “Kemarin waktu rumah ibu saya terbakar, armada kebakaran dari
Sragen baru datang lebih dari satu jam,” jelasnya ketika berbincang dengan Solopos.com, Rabu (25/7/2012).
Saat ini, jika terjadi kebakaran di wilayah se-Kabupaten Sragen, harus menunggu tiga unit mobil pemadam kebakaran yang di kerahkan dari pos pemadam kebakaran Sragen. Sehingga wilayah yang berada jauh dari pos pemadam kebakaran harus menunggu lama sampai mobil unit kebakaran sampai di lokasi kejadian. “Jarak tempuh yang terlalu lama menyebabkan dampak kebakaran tidak bisa ditanggulangi lebih cepat, jadi pas mobil pemadam kebakaran datang, barang dan rumah sudah habis semua,” imbuhnya.
Permintaan tersebut telah direspon oleh pihak Kecamatan Gemolong dengan mengajukan proposal pengaktifan kembali pos pemadam kebakaran Gemolong kepada dinas terkait. “Setelah kejadian kebakaran di Gemolong kemarin, kami langsung membuat proposal dan sudah diajukan,” jelas
Sekretaris Kecamatan Gemolong, Suratman.
Sebelumnya pos pemadam kebakaran aktif beroperasi di Gemolong, tetapi sejak sekitar awal tahun ini pos tersebut dinon-aktifkan karena kekurangan tenaga kerja. Kepala Kantor Pemadam Kebakaran Sragen, Trias Karyanto, menjelaskan sebelumnya ada sekitar 20 tenaga kerja yang ditempatkan di Gemolong. Kemudian diberhentikan dan akhirnya pemadam kebakaran Sragen kekurangan personel. “Saat ini jumlah personelnya kekurangan, sehingga yang dari pos Gemolong ditarik kembali ke Sragen,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com.
Mengenai pengaktifan kembali pos pemadam kebakaran Gemolong, pihak pemadam kebakaran menyambut postif, karena mereka menyadari jarak yang terlalu jauh dapat menghambat upaya pemadaman api.
“Kami tetap siap jika pos Gemolong diaktifkan lagi, ini tinggal menunggu kebijakan dari pihak yang berwenang,” paparnya.
Pada bulan ini kasus kebakaran terjadi di Gemolong, Jumat (13/7) yang menghanguskan sebuah rumah dan dua tempat usaha milik Ny Iman Rohman di Dukuh Doyorejan, Kelurahan Gemolong. Terakhir kebakaran terjadi di Kalijambe, Selasa (24/7), yang menghanguskan sebuah rumah dan toko kelontong
milik Suwarno di Dukuh Karangasem, Desa Banaran. Meski tidak ada korban jiwa, dari dua kasus kebakaran tersebut kerugian ditaksir mencapai Rp300 juta.
Sumber : solopos.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :
Dikirim oleh Unknown
pada 00.43.
dan Dikategorikan pada
Damkar,
Gemolong,
Pemerintahan,
Utama
.
Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas