KEKERINGAN: Meskipun Kecil, Genangan Air Itu Mencukupi Kebutuhan Warga 1 RT
Dukuh, Glagah, Tangen, Utama 00.47
Seorang ibu mencuci singkong dengan memanfaatkan sumber air di tengah
sungai yang mengering di wilayah Dukuh/Desa Dukuh, Kecamatan Tangen,
Sragen, Selasa (24/7/2012). (Tri Rahayu/Espos) |
Sinar matahari cukup terik siang itu. Seorang perempuan duduk jongkok di tengah Sungai Dukuh yang mengering. Genangan air masih ditemukan di bawah jembatan yang menghubungkan Dukuh Glagah dan Dukuh, Kecamatan Tangen. Namun warna airnya kehijau-hijauan. Air itu mengalir merembes melalui sela-sela bebatuan di kali itu.
Sukiyem, 35, asyik mencuci potongan singkong di tengah sungai sekitar 50 meter dari jembatan itu. Di depannya terdapat aliran air berwarna abu-abu. Perempuan itu tak menghiraukan panasnya sang surya. Air yang digunakan untuk mencuci potongan singkong itu diambilnya dari sebuah lubang berdiameter 30 cm di tengah sungai itu. Kedalaman lubang itu tak lebih dari 35 cm. Air di kubangan itu bening tak bewarna.
Meskipun kecil sumbernya, tetapi air itu mampu mencukupi kebutuhan penduduk sekitar. Sukiyem terus mengambil air dengan gayung plastik berwarna biru tua dan disiramkan ke potongan singkong yang ditempatkan pada bakul plastik. Dia juga menuangkan air itu ke sebuah ember hitam sedikit demi sedikit menggunakan gayung itu untuk kebutuhan memasak di rumahnya yang terletak sekitar 100 meter dari sungai itu.
“Sebelum direbus singkong ini dicuci dulu. Bukan hanya saya yang memanfaatkan sumber air ini. Banyak penduduk di lingkungan RT 001, Dukuh ini yang menggunakan air itu untuk mandi dan kebutuhan memasak. Kalau diambili terus ya bisa kering. Tapi ditunggu sebentar saja sudah penuh kembali,” ujar Sukiyem saat dijumpai Solopos.com, Selasa (24/7/2012) lalu.
Sukiyem merupakan salah satu warga di RT 001 yang sulit mendapatkan air di awal kemarau tahun ini. Sumur gali yang dimilikinya sudah asat beberapa hari lalu. Selain memanfaatkan sumber ini, banyak warga yang terpaksa harus mengangsu ke sumur milik warga lainnya yang masih banyak persediaan airnya. “Sumur di sekitar rumah kami sudah mengering. Bagi saya, ya hanya sumber ini yang menjadi andalan untuk kebutuhan memasak kami,” tuturnya.
Bukan hanya di Dukuh yang kekurangan air bersih. Menurut modin Desa Dukuh, Slamet Widodo, pada awal kemarau ini banyak sumur warga yang mengering di sejumlah wilayah satu desa. Semula warga bisa memanfaatkan sumur dalam melalui bantuan program penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas). Namun persediaan air di sumur itu sering mengering juga ketika kemarau panjang.
Sukiyem, 35, asyik mencuci potongan singkong di tengah sungai sekitar 50 meter dari jembatan itu. Di depannya terdapat aliran air berwarna abu-abu. Perempuan itu tak menghiraukan panasnya sang surya. Air yang digunakan untuk mencuci potongan singkong itu diambilnya dari sebuah lubang berdiameter 30 cm di tengah sungai itu. Kedalaman lubang itu tak lebih dari 35 cm. Air di kubangan itu bening tak bewarna.
Meskipun kecil sumbernya, tetapi air itu mampu mencukupi kebutuhan penduduk sekitar. Sukiyem terus mengambil air dengan gayung plastik berwarna biru tua dan disiramkan ke potongan singkong yang ditempatkan pada bakul plastik. Dia juga menuangkan air itu ke sebuah ember hitam sedikit demi sedikit menggunakan gayung itu untuk kebutuhan memasak di rumahnya yang terletak sekitar 100 meter dari sungai itu.
“Sebelum direbus singkong ini dicuci dulu. Bukan hanya saya yang memanfaatkan sumber air ini. Banyak penduduk di lingkungan RT 001, Dukuh ini yang menggunakan air itu untuk mandi dan kebutuhan memasak. Kalau diambili terus ya bisa kering. Tapi ditunggu sebentar saja sudah penuh kembali,” ujar Sukiyem saat dijumpai Solopos.com, Selasa (24/7/2012) lalu.
Sukiyem merupakan salah satu warga di RT 001 yang sulit mendapatkan air di awal kemarau tahun ini. Sumur gali yang dimilikinya sudah asat beberapa hari lalu. Selain memanfaatkan sumber ini, banyak warga yang terpaksa harus mengangsu ke sumur milik warga lainnya yang masih banyak persediaan airnya. “Sumur di sekitar rumah kami sudah mengering. Bagi saya, ya hanya sumber ini yang menjadi andalan untuk kebutuhan memasak kami,” tuturnya.
Bukan hanya di Dukuh yang kekurangan air bersih. Menurut modin Desa Dukuh, Slamet Widodo, pada awal kemarau ini banyak sumur warga yang mengering di sejumlah wilayah satu desa. Semula warga bisa memanfaatkan sumur dalam melalui bantuan program penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas). Namun persediaan air di sumur itu sering mengering juga ketika kemarau panjang.
Sumber : solopos.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :