Tak punya biaya ke RS, TKI asal Sragen meninggal di Mekkah
Disnakertrans, Kebonromo, Ngrampal, Utama 10.27

Penderitaan yang dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di mancanegara
seolah tiada hentinya. Nasib tragis penyumbang devisa negara kali ini
dialami oleh Ngatini (39), TKI asal Dukuh Ngrampal, Desa Kebonromo,
Kecamatan Ngrampal, Sragen, Jawa Tengah.
Wanita yang bekerja di
Arab Saudi itu meninggal dunia di Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (1/2) lalu,
setelah menderita sakit beberapa hari. Sempat menjalani perawatan di
rumah sakit, Ngatini harus menjalani perawatan di kontrakan temannya,
karena ketiadaan biaya. Ironisnya, nyawa Ngatini yang tak tertolong,
kini jasadnya pun tak ada yang memulangkan.
Koordinator Asosiasi
Tenaga Kerja Indonesia, Iweng Karsiwen kepada wartawan membenarkan
kondisi yang dialami Ngatini. Iweng menuturkan Ngatini meninggal setelah
dirawat di rumah sakit di Arab Saudi sejak 13 Januari 2014.
"Dia
mengalami sakit perut setelah melahirkan tiga bulan lalu. Dia sempat
dirawat 3 hari di rumah sakit. Tapi karena tak ada biaya, Ngatini
dirawat di rumah kontrakan temannya, tapi kondisinya semakin memburuk.
Sempat dibawa ke rumah sakit lagi pada 13 Januari, lalu. Tapi kondisinya
sudah koma, dan nyawanya tak tertolong," ujar Iweng kepada wartawan,
Senin (3/2).
Iweng yang juga kuasa keluarga Ngatini mengatakan,
hingga saat ini belum ada keterangan dari rumah sakit mengenai penyebab
meninggalnya Ngatini.
"Belum ada keterangan resmi dari rumah
sakit. Tapi informasi yang kami terima, Ngatini mengeluh sakit perut,
kakinya bengkak, dan tenggorokannya juga sakit," jelasnya.
Mengenai
pemulangan jenazah, Iweng mengaku menemui kendala, lantaran Ngatini
tidak punya dokumen resmi. Iweng menambahkan, Ngatini juga kabur dari
rumah majikan karena 5 bulan bekerja tanpa menerima gaji.
"Kami
mendesak pemerintah untuk memulangkan jenazah, serta mengurus gaji
Ngatini yang belum dibayarkan. Pemerintah juga harus memulangkan anak
Ngatini yang masih berusia 3 bulan, yang saat ini dirawat salah seorang
kawannya di Arab Saudi," tandasnya.
Terpisah, Kepala Badan
Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI)
Jawa Tengah, AB Rahman mengatakan masih akan menunggu sikap keluarga.
Terkait pemulangan jenazah Ngatini, Rahman menyerahkan ke keluarga.
"Kami
menunggu sikap keluarga, mau dimakamkan di Arab Saudi atau dibawa
pulang. Saya mendengar keluarga merelakan Ngatini dimakamkan di Arab
Saudi. Tapi kalau mau dipulangkan ke Indonesia, pemerintah siap
membantu. Keluarga atau kuasa keluarga diminta berkoordinasi dengan
Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi," ucapnya.
Lebih lanjut Rahman mengatakan, pemerintah akan mengurus gaji Ngatini yang belum dibayarkan oleh majikannya.
"Gaji
akan kita urus. Kalau anak, Kedutaan sudah menawarkan diri merawatnya,
namun ternyata ada rekannya yang merawat. Kami siap memulangkan anak
Ngatini jika keluarga bersedia menerimanya. Kami akan segera urus SPLP
(surat perjalanan laksana paspor) anak tersebut," pungkasnya.
Sumber : http://www.merdeka.com
JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :


